A. DEFINISI
SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU DAN METODE
1. LATAR BELAKANG
LAHIRNYA SOSIOLOGI
Sosiologi termasuk ilmu yang
paling muda dari ilmu-ilmu sosial yang ada. Semua ilmu pengetahuan yang kita
ketahui selama ini, pernah menjadi bagian dari filsafat yang merupakan induk dari segala ilmu pengetahuan. Filsafat pada masa
itu mencakup pula segala usaha pemikiran mengenai masyarakat. Dengan makin
berkembangnya zaman serta tumbuhnya peradaban manusia, berbagai ilmu
pengetahuan yang semula tergabung dalam filsafat mulai memisahkan diri. Ilmu
tersebut kemudian berkembang dan mengejar tujuan masing-masing.
Astronomi dan fisika merupakan ilmu yang pertama kali
memisahkan diri dari filsafat. Kemudian diikuti oleh ilmu kimia, biologi dan
geologi. Pada abad ke -19, dua ilmu pengetahuan baru muncul, yaitu psikologi
dan sosiologi. Dengan demikian, timbullah
sosiologi sebagai ilmu pengetahuan. Di dalam proses pertumbuhannya, sosiologi
dapat dipisahkan dari ilmu-ilmu kemasyarakatan lainnya seperti ekonomi dan
sejarah.
Sosiologi
yang merupakan pemikiran
terhadap masyarakat lambat laun menjadi ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri. Banyak usaha baik bersifat
ilmiah maupun non ilmiah yang membentuk sosiologi sebagai ilmu pengetahuan
yang berdiri sendiri. Faktor pendorong utama munculnya sosiologi adalah
meningkatnya perhatian terhadap kesejahteraan masyarakat dan
perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya.
Di Amerika Serikat, sosiologi dihubungkan dengan
usaha-usaha untuk meningkatkan keadaan-keadaan sosial manusia. Selain itu,
sebagai pendorong untuk menyelesaikan persoalan yang ditimbulkan oleh
kejahatan, pelacuran, pengangguran, kemiskinan, konflik, peperangan dan
masalah-masalah sosial lainnya.
Banyak ahli sepakat bahwa faktor yang melatarbelakangi
kelahiran sosiologi adalah karena adanya krisis yang terjadi di dalam
masyarakat. Menurut Peter L. Berger
pemikiran lahirnya sosiologi berkembang pada saat masyarakat
menghadapi ancaman terhadap hal yang selama ini dianggap sebagai hal yang
memang sudah seharusnya demikian, benar dan
nyata
Peristiwa apa sajakah yang oleh pakar mengenai
masyarakat diaggap sebagai ancaman terhadap hal-hal yang pada zaman mereka telah diterima sebagai kenyataan maupun
kebenaran? Menurut Berger, salah satu ancaman tersebut
adalah munculnya disintegrasi masyarakat pada abad pertengahan.
L. Laeyendecker mengatakan lahirnya sosiologi
adalah akibat adanya serangkaian perubahan jangka panjang yang melanda Eropa
Barat. Proses perubahan yang
teridentifikasi oleh L. Laeyendecker diantaranya adalah:
1. Tumbuhnya kapitalisme pada akhir abad 15
2. Perubahan sosial politik di Eropa
3. Lahirnya ilmu Pengetahuan dan teknologi modern
4. Meningkatnya individualisme
5. Berkembang kepercayaan pada diri sendiri
6. Revolusi industri abad ke 18
7. Revolusi Perancis
Pada abad ke -19 seorang
filosof berkebangsaan Perancis bernama Auguste Comte, telah menulis beberapa buku. Buku
tersebut berisi pendekatan-pendekatan umum untuk mempelajari masyarakat. Dia
berpendapat bahwa ilmu pengetahuan mempunyai urutan tertentu berdasarkan
logika. Selain itu, ia juga berpendapat bahwa setiap penelitian dilakukan
melalui tahap-tahap tertentu untuk kemudian mencapai tahap akhir, yaitu
ilmiah. Oleh sebab itu, Auguste Comte menyarankan agar semua penelitian
terhadap masyarakat ditingkatkan menjadi suatu ilmu tentang masyarakat yang
berdiri sendiri. Berdasarkan kondisi tersebut, dapat dikatakan bahwa
sosiologi merupakan ilmu pengetahuan kemasyarakatan umum yang merupakan hasil
terakhir dari perkembangan ilmu pengetahuan. Sosiologi lahir pada saat-saat
terakhir perkembangan ilmu pengetahuan karena didasarkan pada
kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh ilmu-ilmu pengetahuan lainnya.
Lahirnya sosiologi tercatat pada tahun 1842, tatkala
Auguste Comte menerbitkan jilid terakhir dari bukunya yang berjudul Positive-Philosophy. Beberapa
pandangan penting yang dikemukakan oleh Auguste Comte adalah tentang ” Hukum
Kemajuan Manusia” atau ”Hukum Tiga Jenjang”. Menurut hukum ini, sejarah akan
melewati tiga jenjang yang mendaki.
Pertama : Jenjang Teologi.
Pada jenjang ini manusia mencoba menjelaskan gejala di
sekitarnya dengan mengacu pada hal-hal yang bersifat adikodrati.
Kedua : Jenjang Metafisika.
Pada jenjang ini manusia
mengacu pada kekuatan-kekuatan metafisik atau abstrak.
Ketiga : Jenjang Positif
Pada jenjang ini penjelasan
gejala alam ataupun sosial dilakukan dengan mengacu pada deskripsi ilmiah.
Menurut P.J. Bouman, sejarah perkembangan
sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri mengalami 4 tahap
perkembangan yaitu :
1. Tahap Pertama
Pemikiran sosiologi merupakan bagian dari fifsafat yang
secara khusus membahas tentang masyarakat yaitu filsafat sosial
2. Tahap Kedua
Pemikiran sosiologi dipengaruhi oleh pemikirian hukum kodrat / hukum alam
yang melandasi segala gejala sosial
3. Tahap Ketiga
Sosiologi berkembang menjadi ilmu pengetahuan yang
berdiri sendiri tetapi masih menggunakan motode ilmu pengetahuan alam yang
lain
4. Tahap ke empat
Sosiologi tidak hanya berkembang menjadi suatu ilmu
mandiri kerena memiliki obyek formal yang khusus tetapi juga telah menemukan
konsep-kosep sendiri serta metode yang khusus.
2. PENGERTIAN
SOSIOLOGI
a. Konsep dan Definisi Sosiologi
Dalam sosiologi tokoh yang sekarang dianggap sebagai Bapak Sosiologi adalah Auguste Comte, karena ia
yang pertama kali
memberi nama sosiologi. Secara etimologis istilah sosiologi berasal dari
bahasa Latin yaitu socius yang berarti kawan, sahabat, rekan,
sekutu, masyarakat. Adapun logos yang berasal dari bahasa
Yunani berarti ”kata” atau ”berbicara”. Sosiologi kemudian
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang masyarakat.
Dari segi isi banyak pakar sosiologi yang mengemukakan
definisi sosiologi diantaranya adalah:
a) Emile Durkheim
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta-fakta
sosial yaitu fakta-fakta yang berisikan cara bertindak, berfikir dan
merasakan yang mengendalikan individu.
b) Max Weber
Sosiologi adalah ilmu yang berusaha memahami tindakan
sosial melalui penafsiran agar memperoleh suatu penjelasan kausal mengenai
tujuan serta akibatnya.
c) Paul B. Harton dan Chester L. Hunt
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan
kelompok manusia dan hasil dari kehidupan kelompok itu.
d) P.J. Bouman
Sosiologi
adalah ilmu yang
mempelajarai kehidupan kelompok manusia dan hubungan kelompok.
e) Peter L. Berger
Sosiologi bertujuan memahami masyarakat sehingga daya
tarik sosiologi terletak pada kenyataan yang memungkinkan kita untuk
memperoleh gambaran lain mengenai dunia yang telah kita tempati sepanjang
hidup.
f) Auguste Comte
1. Sosiologi
adalah suatu ilmu
yang bertujuan untuk mengetahui masyarakat dan dengan pengetahuan itu
seseorang dapat menjelaskan, meramal, serta mengontrol masyarakat.
2. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari manusia
sebagai mahluk yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama degan
sesamanya yang terwujud dalam bentuk asosiasi, lembaga maupun peradaban.
g) Roucek dan Warren
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan manusia dalam kelompok.
h) Pitirim A. Sorokin
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari :
1. Hubungan maupun pengaruh timbal balik antara
gejala sosial dengan gejala nonsosial, seperti pengaruh iklim terhadap watak
manusia, dan pengaruh kesuburan tanah terhadap pola migrasi penduduk.
2. Ciri-ciri umum dari semua jenis gejala atau
fenomena yang terjadi dalam masyarakat.
3. Hubungan maupun pengaruh timbal balik antara
berbagai gejala sosial, seperti antara gejala ekonomi dengan agama, keluarga
dengan moral, hukum dengan ekonomi, dan gerakan masyarakat dengan politik.
i) William F. Ogburn & Meyer F. Nimkoff
Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi sosial.
j) Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi
Sosiologi adalah ilmu
yang mempelajari struktur sosial, proses-proses sosial, termasuk
perubahan-perubahan sosial. Struktur sosial adalah
keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok, yaitu norma sosial,
lembaga sosial, kelompok sosial dan lapisan sosial. Proses sosial adalah
pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh
ekonomi terhadap politik, agama terhadap ekonomi, atau hukum terhadap agama.
b. Hakikat
Sosiologi
Apabila sosiologi ditelaah dari sudut hakikatnya, akan
dapat membantu memberikan gambaran untuk menetapkan ilmu pengetahuan macam
apakah sosiologi itu. Hakikat sosiologi adalah :
1. Sosiologi adalah suatu ilmu sosial karena
mempelajari tentang fenomena
sosial yang ada
dalam masyarakat. Selain itu, sosiologi mempelajari perilaku dan interaksi
kelompok, menelusuri asal usul
pertumbuhannya, serta menganalisis pengaruh kegiatan kelompok terhadap
anggotanya.
2. Sosiologi bukan merupakan disiplin ilmu yang
normatif, melainkan suatu disiplin ilmu yang kategoris. Artinya, sosiologi membatasi diri pada
apa yang terjadi dewasa ini, bukan mengenai apa yang seharusnya terjadi.
Sosiologi tidak menetapkan ke arah mana sesuatu seharusnya berkembang dalam
arti memberikan petunjuk-petunjuk yang menyangkut kebijaksanaan
kemasyarakatan dari proses kehidupan bersama.
3. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan murni ( pure science ). Pure science adalah
ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan ilmu
pengetahuan secara abstrak serta hanya untuk mempertinggi mutu. Tujuan
sosiologi adalah untuk mendapatkan pengetahuan sedalam-dalamnya tentang
masyarakat dan bukan untuk mempergunakan pengetahuan tersebut terhadap
masyarakat.
4. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan abstrak dan
bukan merupakan ilmu pengetahuan yang konkret. Artinya, yang diperhatikan
dalam sosiologi adalah bentuk dan pola-pola peristiwa dalam masyarakat.
5. Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan
pengertian-pengertian dan pola-pola umum. Sosiologi meneliti dan mencari apa
yang menjadi prinsip atau hukum umum dari interaksi antarmanusia.
6. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan empiris dan
rasional dilihat dari metode yang digunakan, artinya sosiologi didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak
bersifat spekulatif.
7. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum.
Artinya, sosiologi mempelajari gejala yang umum dan selalu ada pada setiap
interaksi manusia.
c. Ciri-ciri Sosiologi sebagai
Ilmu Pengetahuan
Setelah
kita membicarakan tentang hakikat dan sejarah perkembangan sosiologi,
pertanyaan yang akan muncul kemudian adalah apakah sosiologi itu benar-benar
merupakan suatu ilmu pengetahuan ?
Ilmu pengetahuan (science)
adalah pengetahuan (knowlegde) yang tersusun secara sistematis dengan
menggunakan kekuatan pemikiran serta selalu dapat diperiksa dan ditelaah
(dikontrol) dengan kritis oleh setiap orang yang ingin mengetahuinya. Perumusan
tersebut masihlah sangat jauh dari kesempurnaan. Namun, yang terpenting
adalah bahwa perumusan tersebut telah mencakup beberapa unsur pokok yang
tergabung dalam suatu kebulatan. Unsur-unsur pokok tersebut, antara lain
pengetahuan, tersusun secara sistematis, menggunakan pemikiran dan dapat
dikontrol secara kritis oleh orang lain atau umum.
Sebagai ilmu sosial yang obyeknya masyarakat, sosiologi
mempunyai ciri-ciri utama sebagai berikut :
1. Sosiologi bersifat empiris, karena didasarkan pada pengamatan (observasi) terhadap
kenyataan-kenyataan sosial, dan hasilnya tidak bersifat spekulatif.
2. Sosiologi bersifat teoritis, artinya sosiologi selalu berusaha untuk menyusun
kesimpulan dari hasil-hasil observasi untuk menghasilkan teori keilmuan.
3. Sosiologi bersifat kumulatif, artinya teori-teori dalam sosiologi dibentuk atas
dasar teori-teori yang sudah ada sebelumnya. Kemudian diperbaiki, diperluas
serta diperdalam.
4. Sosiologi bersifat non-etis, artinya sosiologi tidak mempersoalkan
baik buruknya fakta tetapi yang lebih penting adalah menjelaskan fakta
tersebut secara analitis dan apa adanya
d. Objek
Kajian Sosiologi
Hal-hal apa saja yang menjadi objek kajian Sosiologi? Untuk menjawab
pertanyaan tersebut kita kembali pada pendapat-pendapat di bawah ini:
a) Emile Durkheim
Berpendapat bahwa Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta
sosial, yaitu cara bertidak, berfikir dan berperasaan yang berada di luar
individu serta mempunyai kekuatan mengendalikan individu.
Contoh :
· Pembagian kerja masyarakat dalam wujud
spesialisasi merupakan wujud dari fakta sosial
· Dalam proses pendidikan anak, ia
diwajibkan makan, minum, tidur pada waktu-waktu tertentu, taat beribadah,
menjaga kebersihan dan ketenangan, tenggang rasa terhadap orang lain,
menghormati tradisi atau adat kebiasaan atau yang lainnya.
b) Max Weber
Menurut Max Weber Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tindakan
sosial.
Suatu tindakan dapat disebut sebagai tindakan sosial apabila tindakan
tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain
Contoh :
§ Menyanyi di kamar mandi untuk menghibur
diri sendiri tidak dianggap sebagai tindakan sosial tetapi menyayi di kamar
mandi dengan maksud menarik perhatian orang lain dapat disebut tindakan
sosial karena sudah berorientasi pada perilaku orang lain.
§ Bunuh diri yang terjadi karena tidak
dapat lagi menahan penderitaan yang disebabkan suatu penyakit menahun atau
karena gangguan jiwa bukan merupakan tindakan sosial tetapi bunuh diri untuk
menghukum suami yang berselingkuh atau karena terdorong rasa malu setelah
melakukan kesalahan-kesalahan merupakan tidakan social.
c) Peter L. Berger
Menurut Peter L. Berger Sosiologi bertujuan memahami masyarakat.
Tujuan ini bersifat teoritis yaitu memahami semata-mata dengan mengikuti
aturan-aturan ilmiahnya dan pembuktian secara ilmiah, oyektif, mengendalikan
prasangka pribadi, mengamati secara jeli dengan menghindari penilaian
normatif.
Dalam proses pengungkapan realitas sosial sosiolog harus bisa
menyingkap berbagai tabir dan megungkapkan tiap helai tabir suatu realitas
yang tidak terduga.
d) C. Wright Mills
C. Wright Mills berpendapat bahwa untuk dapat memahami apa yang
terjadi di dunia maupun yang ada di dalam diri manusia maka kita memerlukan “Sociological
Imagiation” (khayalan sosiologis). Dengan khayalan sosiologis itu maka
kita dapat memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi dan hubungan
antara keduanya yang menjadi obyek pemahaman Sosiologi.
e) Soerjono Soekanto
Soerjono Soekanto berpendapat bahwa obyek pemahama Sosiologi adalah
masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antara maunsia dan proses yang
timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa obyek studi sosiologi adalah
masyarakat, dengan menyoroti hubungan antar manusia dan proses sebab-akibat
yang timbul dari hubungan tersebut.
Sosiologi juga dapat dikaji dengan perspektif lingkungan. Dalam
perspektif tersebut, secara kolektif dapat dikategorikan dalam tiga tahapan
studi sosiologi, yaitu sifat dasar dan perkembangan manusia, interaksi
manusia dan hubungannya, serta penyesuaian secara bersama dengan lingkungan.
Jadi, dalam sosiologi juga terdapat kajian tentang ekologi manusia.
e. Beberapa
Cabang Sosiologi
1) Sosiologi Agama
2) Sosiologi Islam.
3) Sosiologi Industri
4) Sosiologi Kriminalitas
5) Sosiologi Korupsi
6) Sosiologi Organisasi
7) Sosiologi Perdesaan
8) Sosiologi Perkotaan
9) Sosiologi Hukum
10) Sosiologi Pendidikan
11) Sosiologi Politik
12) Sosiologi Keluarga
13) Sosiologi Ekonomi
14) Sosiologi Sastra
15) Sosiologi Kedokteran
16) Sosiologi Komunikasi
dan masih banyak cabang sosiologi lainnya.
f. Manfaat
Mempelajari Sosiologi
Beberapa manfaat mempelajari sosiologi adalah :
1. Dengan mempelajari sosiologi, kita akan dapat
melihat dengan lebih jelas siapa diri kita, baik sebagai pribadi maupun
anggota kelompok atau masyarakat.
2. Sosiologi membantu untuk mampu mengkaji tempat
kita dalam masyarakat. Selain itu, dapat melihat ”dunia” atau ”budaya” lain
yang belum kita ketahui sebelumnya.
3. Dengan bantuan sosiologi, kita akan makin
memahami pula norma, tradisi, keyakinan, dan nilai-nilai yang dianut oleh
masyarakat lain. Selain itu, kita mampu memahami perbedaan-perbedaan yang ada
tanpa menjadikan alasan untuk timbulnya konflik di antara anggota masyarakat
yang berbeda.
4. Sebagai generasi penerus, dengan mempelajari
sosiologi kita akan lebih tanggap, kritis, dan rasional menghadapi
gejala-gejala sosial masyarakat yang makin kompleks dewasa ini. Selain itu,
kita akan mampu bersikap dan bertindak tepat dan akurat terhadap setiap
situasi sosial yang kita hadapi sehari-hari.
B. KONSEP-KONSEP
MENDASAR DALAM METODOLOGI SOSIOLOGI
Anda sudah mengetahui
bahwa setiap ilmu mempunyai definisi. Antara satu
defiisi dengan definisi yang lain terdapat perbedaan, walaupun di sana-sini masih terlihat ada hubungannya. Adanya defiisi setiap ilmu menunjukkan
bagaiamana hubungannya dengan ilmu lain tetapi yang utama adalah menunjukkan obyek dari ilmu tersebut.
Contoh :
a) Sosiologi adalah ilmu yang mengkaji
hubungan-hubungan sosial dalam masyarakat. Dari definisi itu dapat mengetahui
bahwa obyek sosiologi adalah masyarakat.
b) Antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia
berarti obyek kajian antropologi adalah manusia dan hasil-hasil
kebudayaannya.
Bagaimanakah ilmu tersebut mengkaji obyeknya? Untuk
menjawab pertanyaan tersebut maka dikembangkanlah konsep-konsep mendasar
dalam metodologi Sosiologi.
1. KONSEP
Konsep adalah pengertian yang menunjuk pada sesuatu dan
dapat berbentuk kata, nama, pernyataan maupun simbol.
Konsep dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu :
a. Konsep berdasarkan pandangan masyarakat (amic
view)
b. Konsep berdasarkan pandangan dari ilmu yang
dilatarbelakangi teori dan norma-norma ilmiah (ethic view)
Contoh :
Kata sosial: menurut konsepyang ada dalam masyarakat kata social menunjuk pada sifat yang dimiliki oleh
seseorang yang suka menolong orang lain tanpa pamrih. Sedangkan menurut
pandangan ilmuwan kata sosial sering disamakan dengan kata masyarakat atau teman dalam arti yang luas.
Fungsi Konsep : untuk membantu seseorang memahami obyek-obyek
yang akan dikaji oleh peneliti.
Misalnya : Sosiologi yang mengkaji masyarakat, memiliki
konsep-konsep tentang masyarakat, interaksi sosial, institusi, pranata dan
sebagainya.
Konsep dasar adalah suatu gagasan umum yang biasanya
dirumuskan dalam suatu tindakan maupun hubungan yang memiliki ciri-ciri
tertentu yang sama.
Sosiologi mempunyai beberapa konsep yang umumnya bisa
diterapkan pada ilmu-ilmu sosial dan dapat
memberikan gambaran kepada kita tentang pokok
pembahasan ilmu tersebut.
Konsep-konsep dasar itu antara lain:
a) Interaksi dan kerja sama
Manusia mempunyai naluri untuk berinteraksi, berhubungan atau bergaul dengan sesamanya sejak dilahirkan. Interaksi ini
merupakan hubungan timbal balik antarindividu, individu dengan kelompok dan
kelompok dengan kelompok.
Manusia dalam kelompok sering bersepakat untuk
kerjasama melakukan pekerjaan bersama untuk memecahkan masalah dan menuntut
kompromi atas keinginan pribadi demi kepentingan kelompok maupun untuk
kepentingan pembagian kerja dalam kelompok.
b) Interdependensi
Manusia tidak bisa hidup sendirian secara layak dan
selalu bergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Saling ketergantungan ini terjadi pada individu, keluarga, kelompok, negara,
bahkan sampai pada
tingkat internasional.
c) Kesinambungan (Continuity) dan
Perubahan (Change)
Berbagai adat istiadat dan tradisi dalam masyarakat
selalu diwariskan dari suatu generasi ke generasi berikutnya, meskipun ada
perubahan, adat istiadat dan tradisi itu diteruskan secara berkesinambungan.
Individu, kelompok masyarakatpun berubah termasuk pula
kelompok masyarakat sesuai dengan perjalanan waktu akibat pengaruh politik,
ekonomi , sosial , perkembangan iptek dan sebagainya.
d) Keragaman, Kesamaan dan
Perbedaan
Semakin besar suatu masyarakat maka semakin besar keanekaragaman
masyarakat tersebut, baik dari segi agama, adat istiadat, pendidikan,
kekayaan, ras suku bangsa dan sebagainya.
Meskipun ada keanekaragaman, namun ada pula kesamaan
dalam masyarakat seperti misalnya membentuk Negara dan bangsa karena ada
kehendak bersama untuk hidup bersatu sehingga terdapat integrasi bangsa.
Perbedaan yang terdapat dalam masyarakat dalam wujud perbedaan status sosial,
peranan, hak dan kewajiban.
e) Konflik dan Konsesus
Kehidupan bermasyarakat sering menghasilkan persaingan
dan konflik akibat terbatasnya sumber-sumber daya, benturan tujuan, nilai dan
kepentingan , baik bersifat individu, antara
individu dengan individu , individu dengan kelompok maupun kelompok dengan
kelompok.
Konsensus dapat menghindari dan mengatasi konflik
karena terjalin kerjasama menegakkan tertib hidup bermasyarakat dalam wujud
dialog, diskusi, perundingan, saling menolong dan pengorbanan demi untuk
kepentingan umum.
f) Evolusi dan adaptasi
Evolusi adalah perubahan yang berlangsung secara lambat
dan dalam jangka waktu yang sangat lama, sehingga orang tak menyadari adanya proses perubahan itu.
g) Pola
Yaitu suatu corak, model atau bentuk yang sama yang
ditiru dan selalu diulang-ulang.
Ssemula orang
berjalan kaki, kemudian berganti alat transportasi sepeda, sepeda motor dan
membeli mobil , sejalan dengan peningkatan penghasialan. Anggota masyarakat
lain cenderung meniru sikap demikian sehingga terbentuklah pola.
h) Tempat (Lokasi)
Tiap benda mati maupun makhluk hidup baik yang bergerak
maupun yang tidak bergerak membutuhkan tempat atau ruang. Tiap peristiwa
alam, peristiwa sosial, peristiwa sejarah tidak hanya terjadi dalam waktu
tetapi juga dalam ruang tertentu.
i) Kekuasaan dan Wewenang
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang membuat orang lain melakukan sesuatu sesuai dengan yang dikehendaki orang tersebut.
Wewenang (otoritas)
adalah kekuasaan yang
disahkan oleh masyarakat. Wewenang (otoritas) didasarkan pada rasa hormat dan kepatuhan yang
diberikan kepada seseorang karena mereka memegang suatu jabatan resmi dan
mereka diakui memiliki kemampuan dan kualitas pribadi dalam melakukan tugas.
j) Nilai dan Kepercayaan (value and believe)
Nilai adalah suatu yang baik, yang dimiliki, diraih dan
dicapai seseorang berdasarkan pertimbangan hati nurani manusia dan bersifat
universal.
k) Keadilan dan Pemerataan
Keadilan adalah keadaan yang tercapai karena orang memberikan hak kepada yang berhak
mendapatkannya.
l) Sebab akibat
Penebangan hutan mengakibatkan erosi. Erosi
mengakibatkan banjir. Banjir membawa kerusakan dan penyebaran kuman penyakit.
Kuman penyakit menyebabkan wabah penyakit dan setereusnya.
2. METODE
Metode berasal dari bahasa Yunani “Methodos”
yang artinya cara atau jalan. Sesuai dengan perkembangan ilmiahnya arti kata ini
mengalami perluasan menjadi cara-cara kerja, yaitu
cara-cara kerja
untuk memahami obyek yang menjadi sasaran sebuah ilmu.
Metode ilmiah dari suatu cabang
ilmu pengetahuan adalah semua cara yang dapat digunakan dalam ilmu
tersebut untuk mencapai suatu kesatuan pengetahuan. Tanpa metode ilmiah,
suatu ilmu pengetahuan bukanlah ilmu. Pengetahuan tersebut hanyalah suatu
himpunan pengetahuan mengenai berbagai gejala alam atau masyarakat, tanpa
adanya kesadaran mengenai hubungan antara gejala-gejala yang ada. Kesatuan
pengetahuan itu dapat dicapai para ahli dalam ilmu yang bersangkutan melalui
tiga tingkat:
1. Pengumpulan fakta.
Aktifitas pengumpulan fakta
terdiri atas berbagai metode observasi, mencatat, mengolah dan mendeskripsikan
fakta-fakta yang terjadi dalam suatu masyarakat yang hidup. Dalam sosiologi
dan antropologi budaya atau sosial, pengumpulan fakta dilakukan terhadap
kejadian atau gejala masyarakat dan kebudayaannya untuk diolah secara ilmiah.
2. Penentuan ciri-ciri umum dan sistem.
Penentuan ciri-ciri umum dan
sistem merupakan suatu tahap dalam cara berpikir ilmiah. Penentuan ciri-ciri
umum dan sistem yang digunakan untuk menganalisis fakta-fakta yang telah
terkumpul dalam suatu penelitian. Pada tahap ini digunakan metode-metode
untuk mencari ciri-ciri yang sama dan umum di antara beragam fakta yang
terdapat dalam kehidupan masyarakat dan kebudayaan umat manusia. Proses
berpikir pada tahap ini berlangsung secara induktif, yaitu dari pengalaman
tentang peristiwa-peristiwa dan fakta-fakta yang nyata ke konsep-konsep
mengenai ciri-ciri umum yang lebih abstrak.
3. Verifikasi.
Metode-metode dalam verifikasi
dilakukan, antara lain terhadap kenyataan alam atau dalam masyarakat yang
hidup, kaidah-kaidah yang bertujuan memperkuat suatu pengertian yang telah
ada. Dalam melakukan pengujian, proses berpikirnya dilakukan secara deduktif,
yaitu dari perumusan umum ke fakta-fakta yang ada.
Dalam upaya mempelajari
obyeknya, yakni masyarakat, sosiologi mempunyai cara kerja atau metode. Beberapa
metode yang digunakan oleh sosiologi adalah sebagai berikut :
a) Metode Kualitatif.
Metode kualitatif mengutamakan
bahan yang sukar diukur dengan angka-angka atau dengan ukuran-ukuran lain
yang bersifat eksak, walaupun bahan tersebut terdapat dengan nyata dalam
masyarakat. Metode yang termasuk dalam metode ini adalah sebagai berikut :
1) Metode Historis, yakni menggunakan analisis
atas peristiwa-peristiwa dalam masa
silam untuk merumuskan prinsip-prinsip
umum.
2) Metode komparatif, yakni membandingkan antara bermacam-macam
masyarakat beserta bidang-bidangnya untuk memperoleh perbedaan-perbedaan dan
persamaan-persamaan serta sebab-sebabnya.
3) Metode Kombinasi historis
komparatif.
4) Metode studi kasus (case study), yakni digunakan untuk
meneliti kebenaran peristiwa-peristiwa tertentu untuk mendapatkan garis-garis
pokok dari peristiwa tersebut.
5) Metode observasi, yakni digunakan untuk memperoleh data yang terdapat pada kehidupan
masyarakat secara langsung, baik melalui teknik wawancara (interview) maupun
melalui kuesioner (angket).
6) Metode
fungsionalisme,
digunakan untuk meneliti fungsi lembaga-lembaga kemasyarakatan dan struktur
sosial dalam masyarakat
7) Metode
empiris dan rasionalistis,
digunakan dengan dilandasi oleh keadaan yang nyata di dalam masyarakat melaui
pemikiran logis untuk mencapai pengertian tentang masalah-masalah
kemasyarakatan
b) Metode Kuantitatif.
Metode kuantitatif mengutamakan bahan-bahan keterangan yang dapat dinyatakan dalam
bentuk
angka-angka. Dengan demikian, gejala-gejala yang ditelitinya dapat diukur
dengan menggunakan skala, indeks, tabel dan formula-formula yang semuanya itu
menggunakan ilmu pasti.
Metode yang termasuk dalam metode kuantitatif adalah
metode statistik. Metode statistik bertujuan menelaah gejala-gejala sosial
secara matematis. Metode statistik dikenal dengan teknik sosiometri.
Dilihat
dari proses cara berfikirnya metode dibedakan menjadi :
1. Metode
induktif : mempeljari
suatu gejala yang khusus untuk mendapatkan kaidah-kaidah yang berlaku umum.
2. Metode
deduktif : digunakan
untuk mengumpulkan suatu keadaan yang dianggap berlaku umum untuk mendapatkan
kaidah yang berlaku secara khusus.
Metode-metode tersebut bersifat saling melengkapi. Para
ahli sosiologi sering menggunakan lebih dari satu metode untuk menyelidiki
obyeknya.
Manfaat metodologi penelitian :
1. untuk
menyusun laporan / karya ilmiah baik dalam bentuk paper, skripsi, thesis
maupun disertasi.
2. mengetahui
arti pentingnya riset, sehingga keputusan yang dibuat dapat dipikirkan dan
diatur dengan sebaik-baiknya.
3. untuk
menilai hasil-hasil penelitian yang sudah atau untuk mengukur sampai seberapa
jauh hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
C. REALITAS SOSIAL
MASYARAKAT
Yang dimaksud dengan realitas sosial adalah kenyataan-kenyataan yang
dapat kita lihat dalam kehidupan manusia sehari-hari sebagai akibat dari
keinginan manusia untuk bersatu dengan manusia lainnya.
Contoh :
a. Hubungan
sosial yang dilandasi oleh adanya kepentingan yang sama maka akan melahirkan
perkumpulan atau asosiasi.
b. Hubungan
sosial yang dilandasai dengan adanya kesamaan minat, kepentingan dan
perhatian akan melahirkan persahabatan.
c. Hubungan
sosial didasarkan hubungan darah dan perkawinan akan menghasilkan keluarga
dan kelompok kekerabatan.
d. Hubungan
sosisal yang didasarkan tempat tinggal yang berdekatan akan terwujud dalam
bentuk ketetanggaan dan sebagainya.
1. BENTUK-BENTUK REALITAS SOSIAL
1) KELUARGA
Dalam arti sempit keluarga adalah kesatuan sosial terkecil yang
terdiri dari suami, istri dan anak-anak mereka (termasuk anak tiri dan anak
angkat)
Dalam arti luas keluarga adalah kelompok orang-orang yang
dipersatukan oleh ikatan perkawinan, darah atau adopsi yang membentuk satu
rumah tangga, saling berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain melaui
peranannya masing-masing sebagai anggota keluarga, mempertahankan kebudayaan
yang berlaku umum dan menciptakan kebudayaan sendiri.
Ciri-ciri keluarga :
1. Terdiri
dari orang-orang yang bersatu karena ikatan perkawinan, darah dan adopsi.
2. Hidup
bersama dalam satu rumah, membentuk rumah tangga.
3. merupakan
satu kesatuan orang-orang yang berinteraksi dan saling berkomunikasi sesuai
peranannya masing-masing.
4. Mempertahankan
satu kebudayaan bersama.
Keluarga dibedakan menjadi :
a. Keluarga inti (Nuclear Family) : keluarga yang terdiri ayah , ibu dan
anak-anaknya yang belum menikah.
b. Keluarga luas (Extended Family) : keluarga yang terdiri dari kakek,
nenek, ayah, ibu, anak-anak dan semua cucu yang tinggal dalam satu rumah.
2) KEKERABATAN
Kekerabatan adalah kesatuan sosial yang anggota-anggotanya mempunyai
hubungan keturunan atau hubungan darah. Hubungan kekerabatan terbentuk
berdasarkan keturunan dan perkawinan. Dalam sistem kekerabatan dikenal
seperangkat istilah kekerabatan yang dihubungkan dengan seperangkat pola-pola
perilaku dan sikap tertentu yang dihubungkan dengan adat istiadat setempat.
Sistem kekerabatan
yang berlaku adalah :
1. Bilateral atau parental
Kekerabatan
bilateral disebut juga kekerabatan parental (parent : orang tua). Kekerabatan
ini menarik garis keturunan dari ayah dan ibu. Sehingga ego memppunyai dua
orang kakek dan dua orang nenek baik dari ayah maupun dari ibu. Kekerabatan
ini dimiliki oleh suku bangsa : Jawa, Sunda, Bugis, Makasar, namun pada
umumnya kekerabatan bilateral ini hampir terdapat di seluruh suku bangsa di
Indonesia.
2. Ulinileal atau Unilateral
Kekerabatan
unilateral menarik keturunan hanya dari satu pihak, ayah saja atau ibu saja.
Jika garis keturunan dari pihak ayah saja disebut Patrilineal (pater = ayah)
jika garis keturunan ditarik dari ibu saja disebut Matrilineal (mater = ibu).
Suku
bangsa di Indonesia yang menganut prinsip patrilineal contohnya suku bangsa
Batak, Ambon, Bali, Asmat, Sawu dan Dani. Di Indonesia suku bangsa yang
menganut prinsip matrilineal yaitu suku bangsa Minangkabau.
3. Ambilineal
Sistem
Kekerabatan menarik garis keturunan untuk sebagian orang dalam masyarakat
melalui pihak ayah dan sebagian dari pihak ibu. Yang menganut sistem
Kekerabatan ini misalnya suku bangsa Dayak.
3) PERKUMPULAN / ASOSIASI
Adalah kesatuan sosial yang dilandasai oleh adanya kesamaan
kepentingan. Secara sosiologis perkumpulan disebut dengan Scondary Group
dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Hubungan
antar anggota secara tidak langsung dan renggang / tidak kuat
b. Kurang
saling mengenal antar anggota
c. Hubungan
didasarkan pada satu tujuan
d. Bersifat
sementara
e. Hubungan
bersifat formal dengan aturan-aturan yang ketat
f. Tertutup
untuk hal-hal yang bersifat pribadi dan rahasia
g. Keterlibatan
anggota hanya sebagian saja
Contoh : KNIP, HMI, IKADIN, KADIN, PSSI, GMNI, GP ANSOR dll.
4) KETETANGGAAN
Adalah kesatuan sosial yang terdiri dari atas orang-orang yang tempat
tinggalnya berdekatan. Pada masyarakat Indonesia hubungan ketetanggan sangat
berperan dalam kehidupan bersama, terutama di pedesaan , hal ini bisa
dibuktikan dengan adanya rasa tolong menolong tanpa pamrih bahkan jika terjadi
percekcokan antara suami dengan istri dalam rumah tangga maka tetanggalah
yang menengahi
5) PERSAHABATAN / PERTEMANAN
Adalah pengelompokan sosial yang melibatkan orang-orang yang
berhubungan relatif akrab satu sama lain atas dasar seringnya bertemu dan
adanya kesamaan minat / perhatian dan kepentingan, bukan atas dasar hubungan
darah, ketetanggaan dan bukan pula atas dasar cinta asmara.
6) SAINGAN DAN LAWAN / MUSUH
Saingan adalah orang-orang yang terlibat perebutan sesuatu yang
jumlahnya terbatas, tanpa disertai benturan-benturan dan pertentangan maupun
usaha saling menjatuhkan.
Lawan / musuh adalah orang-orang yang terlibat dalam
benturan-benturan yang disertai usaha untuk saling menjatuhkan.
7) MASYARAKAT
a. Ralph
Linton: masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah cukup lama hidup
dan bekerja sama sehingga mereka dapat mengorganisasi dirinya sebagai
kesatuan dengan batas-batas tertentu.
b. M.J.
Herskovits: masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan
mengikuti suatu tata cara hidup tertentu.
c. Koentjaraningrat:
masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu adat
istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh rasa identitas
bersama.
d. Selo
Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, masyarakat adalah orang-orang yang hidup
bersama dan menghasilkan kebudayaan.
Berdasarkan definisi di atas dapat dilihat bahwa masyarakat terdiri
atas komponen-komponen sebagai berikut :
1. berupa
kelompok manusia yang relatif permanen
2. berinteraksi
secara permanen
3. menganut
dan menjunjung suatu sistem nilai dan kebudayaan
4. self-supporting
8) SUKU BANGSA
Adalah golongan sosial yang dibedakan dari golongan sosial lainnya
oleh masyarakat, mempunyai ciri-ciri yang paling mendasar dan umum berkaitan
dengan asal usul, tempat asal serta kebudayaan.
Koentjaraningrat mengatakan bahwa suku bangsa adalah sekelompok
manusia yang terkait oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan,
sedangkan kesadaran dan identitas tersebut sering kali dikuatkan oleh
kesatuan bahasa.
Contoh : di Pulau Jawa terdapat suku bangsa yang mendiami,
diantaranya: suku bangsa Jawa, Sunda, Betawi, Madura, Tengger, Badui, Bawean,
Samin, Etnis pendatang dari Cina dll
Selain perbedaan identitas, suku-suku bangsa juga mempunyai beberapa
kesamaan antara lain:
a. Kesamaan
asal-usul nenek moyang
b. Kesamaan
ciri-ciri fisik
c. Kesamaan
sistem religi dan kepercayaan
d. Kesamaan
kebiasaan / adat –istiadat / budaya
Secara Antropologis suku bangsa mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Sifat-sifat
tubuh yang sama
b. Warna
kulit yang sama
c. Tempat
tinggal yang sama
d. Cara
penghidupan yang sama
9) BADAN INTERNASIONAL
Wadah kerja sama antara beberapa negara mengenai segi kehidupan
sosial budaya tertentu diwujudkan dalam bentuk badan Internasional, karena setiap
negara tidak mungkin mengasingkan diri dalam perkembangan dunia yang telah
mengalami globalisasi.
Setiap negara perlu menjalin kerja sama dengan negara lain untuk
memenuhi kebutuhan, keinginan dan cita-cita.
Contoh :
1. PBB
2. MEE
3. ASEAN
4. APEC
5. OKI
6. NATO
2. KONSEP-KONSEP
TENTANG REALITAS SOSIAL BUDAYA
a. Masyarakat
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang menempati
wilayah tertentu dan membina kehidupan bersama dalam berbagai aspek kehidupan
atas dasar norma sosial tertentu dalam waktu yang cukup lama. Masyarakat
merupakan organisasi manusia yang selalu berhubungan satu sama lain dan
memiliki unsur-unsur pokok sebagai berikut :
a) Orang-orang dalam jumlah relatif besar yang
saling berinteraksi.
b) Adanya kerja sama yang secara otomatis terjadi
dalam setiap masyarakat, baik dalam skala kecil maupun skala luas.
c) Berada dalam wilayah dengan batas-batas tertentu
yang merupakan wadah tempat berlangsungnya suatu tata kehidupan bersama.
d) Berlangsung dalam waktu relatif lama, serta
memiliki norma sosial tertentu yang menjadi pedoman dalam sistem tata
kelakuan dan hubungan warga masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya.
b. Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah hubungan dan pengaruh timbal
balik antar individu, antara individu dan kelompok, dan antar kelompok.
c. Status dan Peran
Status adalah posisi seseorang dalam masyarakat. Status merupakan aspek masyarakat yang kurang lebih
bersifat statis.
Peran merupakan pola tindakan atau perilaku dari orang
yang memiliki status tertentu. Peran merupakan aspek masyarakat yang kurang
lebih bersifat dinamis.
Status dan peran tidak dapat dipisahkan, keduanya
saling beriringan. Misalnya, status seorang sultan mengharuskan ia berperan
sebagai tokoh panutan masyarakat.
d. Nilai
Nilai adalah segala sesuatu yang dianggap baik dan
benar oleh anggota masyarakat dan merupakan sesuatu yang diidam-idamkan.
Pergeseran nilai akan mempengaruhi kebiasaan (folkways) dan tata kelakuan (
mores).
e. Norma
Norma merupakan wujud konkret dari nilai sosial. Norma
dibuat untuk melaksanakan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat yang telah
dianggap baik dan benar. Agar norma dipatuhi oleh semua warga masyarakat,
maka norma dilengkapi dengan sanksi. Sanksi adalah alat untuk menekan atau
memaksa masyarakat untuk mematuhi nilai-nilai yang telah disepakati. Ada beberapa macam norma, yaitu : norma agama, norma
kebiasaan, norma kesusilaan, norma kesopanan, dan norma
hukum.
f. Lembaga sosial
Lembaga adalah sistem hubungan sosial yang
terorganisasi yang mewujudkan nilai-nilai dan tata cara umum tertentu dan
memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Lembaga merupakan suatu sistem norma
untuk mencapai suatu tujuan yang oleh masyarakat dianggap penting. Ada lima
lembaga dasar yang terdapat dalam masyarakat, yaitu lembaga keluarga, lembaga
keagamaan, lembaga pemerintahan, lembaga perekonomian dan lembaga pendidikan.
g. Sosialisasi
Sosialisasi merupakan proses individu belajar
berinteraksi di tengah-tengah masyarakat. Melalui proses sosialisasi, seorang
individu akan memperoleh pengetahuan-pengetahuan, nilai-nilai dan norma-norma
yang akan membekalinya dalam proses pergaulan.
h. Perilaku menyimpang
Perilaku menyimpang merupakan bentuk perilaku
masyarakat yang tidak sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku. Perilaku
menyimpang dapat bersumber dari beberapa hal di bawah ini, yaitu :
a. Tidak berfungsinya aparat penegak hukum.
b. Memburuknya situasi sosial budaya masyarakat.
c. Tidak berhasilnya proses pewarisan budaya.
d. Proses sosialisasi yang tidak sempurna atau
tidak lengkap.
i. Pengendalian sosial
Setiap masyarakat menginginkan adanya suatu ketertiban
agar tata hubungan antar warga masyarakat dapat berjalan secara tertib dan
lancar. Untuk kepentingan ini, masyarakat menciptakan norma sebagai pedoman
perilaku yang pelaksanaannya memerlukan suatu bentuk pengawasan dan
pengendalian. Usaha yang dilakukan agar masyarakat berperilaku sesuai dengan
norma dan nilai yang berlaku di masyarakat disebut pengendalian sosial. Dalam
pelaksanaan pengendalian sosial diperlukan beberapa perangkat, antara lain
norma, lembaga atau institusi dan personil-personil penegak hukum.
j. Proses sosial
Proses sosial merupakan proses interaksi dan komunikasi
antar komponen masyarakat dari waktu ke waktu hingga mewujudkan suatu
perubahan. Dalam suatu proses sosial terdapaat komponen-komponen yang saling
terkait satu sama lain, yaitu :
a. Struktur sosial, yaitu susunan masyarakat secara
komprehensif yang menyangkut individu-individu, tata nilai, organisasi
sosial, dan struktur budayanya. Struktur sosial merupakan bangunan masyarakat
yang abstrak dan menentukan bagaimana corak gerakan masyarakat itu menuju
suatu perubahan.
b. Interaksi sosial, yaitu keseluruhan jalinan
antar warga masyarakat, baik secara individu maupun secara kelompok dalam
menyelenggarakan kehidupannya.
c. Struktur alam lingkungan yang meliputi letak,
bentang alam, iklim, flora dan fauna. Komponen ini merupakan salah satu
komponen yang turut mempengaruhi bagaimana jalannya proses sosial dalam suatu
masyarakat.
k. Perubahan sosial budaya
Perubahan sosial budaya adalah perubahan struktur
sosial dan budaya akibat adanya ketidaksesuaian di antara unsur-unsurnya
sehingga memuncullkan suatu corak sosial budaya baru yang dianggap ideal.
Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sosial budaya dalam suatu masyarakat adalah :
a. Perubahan lingkungan alam.
b. Perubahan situasi kependudukan.
c. Perubahan struktur sosial dan budaya.
d. Perubahan nilai dan sikap.
l. Kebudayaan
Kebudayaan adalah semua hasil cipta, rasa dan karsa
manusia dalam hidup bermasyarakat. Dalam arti luas, kebudayaan merupakan
segala sesuatu yang ada di muka bumi ini yang keberadaannya diciptakan oleh
manusia.
Kebudayaan dapat berwujud :
a. Artefak.
b. Sistem aktifitas.
c. Sistem Ide atau gagasan.
Unsur kebudayaan ada lima, yaitu :
a. Cutural Universal.
b. Cultural Activities.
c. Cultural Complexes.
d. Traits.
e. Items.
Unsur kebudayaan semesta atau cultural universal ada
tujuh, yaitu :
a. Sistem kesenian.
b. Sistem peralatan dan perlengkapan hidup.
c. Sistem organisasi sosial.
d. Sistem religi
e. Sistem pengetahuan.
f. Sistem mata pencaharian.
g. Sistem bahasa
3. HUBUNGAN ANTARA
BERBAGAI KONSEP REALITAS SOSIAL BUDAYA
a. Masyarakat
dan Kebudayaan
Masyarakat dan kebudayaan seperti dua sisi mata uang
yang tidak dapat dipisahkan. Berbicara
tentang masyarakat tentu tidak akan lepas dari konsep
budaya, karena kebudayaan adalah segala sesuatu yang dipelajari dan dialami
bersama secara sosial oleh masyarakat. Dalam proses pergaulannya, masyarakat
akanmenghasilkan budaya yang selanjutnya akan dipakai sebagai sarana
penyelenggaraan kehidupan bersama. Oleh sebab itu, konsep masyarakat dan
konsep kebudayaan merupakan dua hal yang senantiasa berkaitan dan membentuk
suatu sistem.
b. Masyarakat
dan Interaksi Sosial
Dalam kehidupannya, manusia senantiasa membutuhkan
pertolongan manusia yang lain (zoon
politicon). Oleh sebab itu, masyarakat selalu melakukan interaksi sosial,
baik antar individu, antara individu dengan kelompok maupun antar kelompok.
Jadi masyarakat dan interaksi sosial tidak dapat dipisahkan.
c. Status
dan Peran
Status sosial (kedudukan) merupakan posisi seseorang di
tengah-tengah masyarakat. Status dan peranan selalu berkaitan. Peranan
merupakan perilaku yang diharapkan dari orang yang memiliki status tertentu,
misalnya status seorang sultan mengharuskan is berperan sebagai tokoh panutan
masyarakat.
d. Nilai,
Norma dan Lembaga Sosial
Untuk menciptakan keteraturan dalam masyarakat
dibutuhkan suatu perangkat pengaturan tertib sosial yang dinamakan pranata
sosial. Dalam pranata sosial ini norma-norma dan nilai-nilai akan menjadi
sebuah pedoman berperilaku dalam masyarakat. Pranata sosial ini dibuat, oleh
lembaga sosial yang ada dalam masyarakat. Lembaga sosial dapat mengontrol
apakah suatu norma berjalan dengan baik atau sebaliknya. Contoh, lembaga
peradilan dapat memberikan sanksi pada orang yang melanggar norma hukum.
e. Perilaku
Menyimpang dan Pengendalian Sosial
Adanya perilaku menyimpang akan mengancam keseimbangan
dalam masyarakat. Oleh sebab itu, diperlukan pengendalian sosial. Dengan
pengendalian sosial yang efektif, maka perilaku menyimpang akan mengalami
penurunan. Selanjutnya, dengan menurunnya perilaku menyimpang, maka
pengendalian sosial menjadi berkurang intensitasnya. Demikian terjadi
terus-menerus membentuk suatu korelasi sebab akibat antara perilaku
menyimpang dan pengendalian sosial dalam suatu masyarakat.
D. DATA SOSIOLOGI TENTANG FENOMENA SOSIAL MASYARAKAT
SETEMPAT
Fenomena sosial adalah gejala-gejala yang terjadi dalam
masyarakat yang sifatnya luar biasa. Fenomena-fenomena sosial merupakan bentuk-bentuk
kenisbian dari tata pergaulan masyarakat yang majemuk seperti di Indonesia.
Fenomena ini dapat berupa perubahan gaya hidup, tata cara pergaulan,
perubahan sistem kemasyarakatan, maupun hal-hal yang dapat memicu terjadinya
masalah-masalah sosial.
Beberapa fenomena sosial yang perlu mendapat perhatian
dari seluruh komponen bangsa antara lain :
1. Penurunan kualitas moral
(demoralisasi)
Demoralisasi berhubungan dengan rendahnya standar moral
dan penetapan nilai serta norma dalam masyarakat. Beberapa indikasi
terjadinya demoralisasi antara lain :
a. Kualitas dan kuantitas kriminalitas semakin
meningkat.
b. Terjadinya kerusuhan yang bersifat anarkhis.
c. Konflik sosial semakin marak, baik konflik
vertikal maupun horisontal.
d. Tindakan korupsi merajalela.
e. Meningkatnya jumlah pemakai dan pengedar narkoba
ke kalangan masyarakat.
f. Pergaulan bebas semakin merajalela.
Beberapa penyebab demoralisasi antara lain adalah :
a. Krisis ekonomi yang berkepanjangan
b. Pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi sehingga mengakibatkan jumlah
pencari kerja tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan.
c. Menurunnya kewibawaan pemerintah.
d. Meningkatnya angka kemiskinan.
e. Menurunnya kualitas aparat penegak hukum.
f. Adanya sikap-sikap negatif seperti malas, boros,
tidak disiplin.
g. Keengganan memahami dan mendalami ajaran-ajaran
agama.
2. Terorisme
Terorisme adalah tindakan yang membuat
kerusakan-kerusakan di dalam masyarakat dengan tujuan menyebarkan rasa takut
serta mengancam keselamatan publik. Tindakan ini muncul salah satunya akibat
adanya rasa ketidakadilan dan pemahaman keagamaan yang sempit.
Beberapa akibat yang timbul dari tindakan terorisme
antara lain :
a. Jatuhnya korban jiwa.
b. Menurunnya pendapatan sektor pariwisata.
c. Adanya rasa takut akan keselamatan jiwa (trauma)
3. Merebaknya kasus perdagangan
anak
Menurut data yang diperoleh, Indonesia adalah merupakan
pemasok perdagangan anak dan wanita (trafficking)
terbesar di Asia Tenggara. Wanita yang dikirim sekitar 200 hingga 300 ribu
pekerja seks komersial berusia 18 tahun. Kadang-kadang juga ada orang tua
yang menjual anak mereka karena terhimpit masalah ekonomi.
4. Meningkatnya angka
kemiskinan
Krisis ekonomi yang berkepanjangan berpengaruh pada
perekonomian negara sehingga pemerintah mengambil kebijaksanaan, seperti
menaikkan harga BBM.
Beberapa akibat yang timbul dari meningkatnya angka
kemiskinan adalah :
a. Penurunan tingkat kesehatan masyarakat akibat
kurangnya gizi.
b. Munculnya demoralisasi yang ditandai dengan
meningkatnya angka kriminalitas.
UJI
KOMPETENSI
A. Pilihlah jawaban
yang paling benar !
1. Bahan kajian ilmu sosial adalah
...
a. fenomena alam manusia.
b. hubungan sosial antar manusia
c. aspek ilmiah masyarakat
d. perwujudan kerohanian masyarakat
e. hubungan manusia dalam pemerintahan
2. Berikut ini yang bukan sifat
dan hakikat sosiologi adalah ...
a. rumpun ilmu-ilmu sosial menyangkut gejala-gejala
kemasyarakatan dan bersifat empiris
b. pengetahuan abstrak dan bukan konkrit
c. pengetahuan yang empiris dan rasional
d. pengetahuan yang mempelajari gejala alam
e. mempelajari gejala-gejala umum setiap interaksi
masyarakat
3. Berikut ini adalah kegunaan
sosiologi, kecuali ...
a. penelitian
b. perencanaan sosial
c. anggaran pembangunan
d. pembangunan
e. pemecahan masalah sosial
4. Metode penarikan kesimpulan
dari hal-hal yang khusus ke hal-hal yang umum, disebut ...
a. statistik
b. deduksi
c. studi kasus
d. induksi
e. empiris
5. Jika kita ingin meneliti
kebudayaan suatu daerah, metode yang paling cocok digunakan adalah...
a. survey lapangan
b. eksperimen
c. staistik
d. empiris
e. funsionalisme
6. Status yang dimiliki keluarga
kerajaan merupakan status yang bersifat ...
a. vertikal
b. horisontal
c. achieved status
d. ascribed status
e. status utama
7. Perbedaan masyarakat secara
vertikal disebut …
a. integrasi sosial
b. differensiasi sosial
c. stratifikasi sosial
d. kemajemukan sosial
e. pluralisme
8. Bahasa Latin ”socius” yang merupakan asal kata
sosiologi diartikan sebagai ...
a. lawan
b. musuh
c. teman
d. saudara
e. famili
9. Sosiologi bersifat non etis,
hal ini berarti sosiologi...
a. merupakan ilmu pengetahuan terapan
b. tidak mempersoalkan baik atau buruknya suatu
fakta
c. selalu menggunakan sebuah metode penelitian
d. merupakan ilmu umum yang mudah dipelajari
e. dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sosial
10. Pernyataan berikut yang bukan
merupakan manfaat mempelajari sosiologi adalah….
a. kita akan senantiasa memahami perbedaan dalam
masyarakat
b. membuat kita lebih tanggap dan kritis dalam
menghadapi persoalan hidup
c. menjadikan kita mendapatkan penghasilan yang
cukup besar
d. membantu kita mampu mengkaji tempat kita dalam
masyarakat
e. dapat melihat lebih jelas siapa diri kita dalam
masyarakat