DR - Setiap hari pasti kalian saksikan
peristiwa interaksi sosial di masyarakat. Coba kalian bayangkan,
seandainya dalam sehari saja kalian hidup berdiam di dalam kamar tentu
kalian akan cepat merasa bosan dan kebutuhan hidup sehari-hari kalian
tidak dapat terpenuhi. Untuk itu kita maka di dalam kehidupan
bermasyarakat dan berinteraksi sosial dengan orang lain kita harus dapat
saling toleran, menghormati dan menyayangi orang lain serta bersikap
santun. Tujuannya agar interaksi sosial yang kita lakukan dapat
menciptakan suasana yang tertib, teratur, dan dinamis di dalam kehidupan
bermasyarakat. Sebenarnya sudah sejak kecil kalian belajar berinteraksi
dan berkomunikasi dengan orang lain. Semakin dewasa ruang lingkup
pergaulan kalian terus berinteraksi dan bertambah luas. Melalui interaksi sosial dapat meningkatkan dinamika sosial masyarakat.
Cara dan bentuk dalam berinteraksi sosial dari waktu ke waktu juga terus
mengalami perkembangan. Berbagai media dan fasilitas untuk berinteraksi
sosial tersedia lengkap. Sekarang kita juga bisa berinteraksi dengan
orang lain yang ada di tempat yang sangat jauh, misalnya di luar negeri.
Melalui jejaring sosial di internet kita bisa berinteraksi langsung
secara Online di dunia maya dengan orang lain dari seluruh penjuru
dunia. Jadi meskipun terpisah oleh jarak yang jauh tetapi mereka masih
tetap bisa melakukan interaksi sosial melalui media internet dan telepon.
Dengan demikian melalui perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
maka kesempatan untuk berinteraksi sosial kita semakin luas dan lebih
dinamis, dapat dilakukan di manapun dan kapanpun juga.
A. Pengertian Interaksi Sebagai Proses Sosial
Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial timbal balik yang
dinamis. Menyangkut hubungan antara orang-orang secara perseorangan,
antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang dengan
kelompok-kelompok manusia. Apabila antara dua orang bertemu dan
berhubungan maka interaksi sosial dimulai, pada saat itu mereka saling
menegur, berjabat tangan, berbicara, dan sebagainya. Kegiatan semacam
ini merupakan bentuk-bentuk interaksi sosial.
Pengertian-pengertian interaksi sosial penting bagi usaha mengamati, memperhatikan, dan mempelajari banyak masalah di dalam masyarakat. Misalnya di masyarakat dapat dibahas mengenai bentuk-bentuk interaksi sosial yang berlangsung antar berbagi kelompok dalam masyarakat. Misalnya ras (suku bangsa), budaya, agama, status sosial, cerdik pandai, pelajar, antar usia, dan sebagainya. Tentunya dengan mengetahui dan memahami perihal kondisi apa saja yang dapat menimbulkan serta memengaruhi bentuk-bentuk interaksi sosial tertentu, maka pengetahuan kita dapat pula disumbangkan untuk pembinaan individu maupun kelompok-kelompok, yakni sebagai langkah awal guna mewujudkan keselarasan sosial dalam masyarakat.
Kehidupan bersama di masyarakat selalu bergerak dinamis. Banyak faktor yang memengaruhi terjalinnya proses interaksi sosial dalam masyarakat. Ada faktor internal yang memengaruhi interkasi sosial dari dalam diri seseorang dan juga ada faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri seseorang.
Berikut ini adalah pembahasan mengenai faktor-faktor internal dan faktor eksternal yang memengaruhi proses interaksi sosial dalam masyarakat dengan tekun.
Pengertian-pengertian interaksi sosial penting bagi usaha mengamati, memperhatikan, dan mempelajari banyak masalah di dalam masyarakat. Misalnya di masyarakat dapat dibahas mengenai bentuk-bentuk interaksi sosial yang berlangsung antar berbagi kelompok dalam masyarakat. Misalnya ras (suku bangsa), budaya, agama, status sosial, cerdik pandai, pelajar, antar usia, dan sebagainya. Tentunya dengan mengetahui dan memahami perihal kondisi apa saja yang dapat menimbulkan serta memengaruhi bentuk-bentuk interaksi sosial tertentu, maka pengetahuan kita dapat pula disumbangkan untuk pembinaan individu maupun kelompok-kelompok, yakni sebagai langkah awal guna mewujudkan keselarasan sosial dalam masyarakat.
Kehidupan bersama di masyarakat selalu bergerak dinamis. Banyak faktor yang memengaruhi terjalinnya proses interaksi sosial dalam masyarakat. Ada faktor internal yang memengaruhi interkasi sosial dari dalam diri seseorang dan juga ada faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri seseorang.
Berikut ini adalah pembahasan mengenai faktor-faktor internal dan faktor eksternal yang memengaruhi proses interaksi sosial dalam masyarakat dengan tekun.
B. Faktor-Faktor Pendorong Terjadinya Interaksi Sosial
1. Faktor Internal
Manusia tidak dapat hidup sendiri dan mandiri tanpa komunikasi dan
bantuan orang lain. Oleh karena itu, manusia selalu melakukan interaksi
dengan manusia yang lain. Apabila seseorang malukan interkasi sosial
sesungguhnya secara naluriah manusia mempunyai dorongan-dorongan yang
berasal dari dalam diri seseorang itu sendiri, antara lain:
a. Dorongan untuk Meneruskan atau Mengembangkan Keturunan
Secara naluriah manusia mempunyai dorongan-dorongan, seperti dorongan untuk saling tertarik dengan lawan jenisnya. Dorongan ini bersifat kodrati artinya tidak perlu dipelajari. Orang akan mengerti dengan sendirinya dan mereka akan berpasang-pasangan untuk meneruskan keturunannya agar tidak mengalami kepunahan.
b. Dorongan untuk Memenuhi Kebutuhan
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia memerlukan keberadaan orang lain. Manusia tidak mungkin hidup sendiri dan mandiri tanpa keberadaan orang lain. Sehingga, kita harus bisa saling menghormati dan menyayangi orang lain.
c. Dorongan untuk Mempertahankan Hidup
Dorongan untuk mempertahankan hidup terutama untuk menghadapi serangan suku bangsa yang lain maupun serangan binatang-binatang buas.
d. Dorongan untuk Melakukan Komunikasi dengan Sesama
Secara naluriah, manusia memerlukan keberadaan orang lain dalam rangka saling berkomunikasi untuk mengungkapkan keinginan yang ada di dalam hati masing-masing. Secara psikologis, manusia akan merasa tenteram bila hidup bersama-sama dan berkomunikasi dengan orang lain dalam satu lingkungan sosial budaya.
2. Faktor Eksternal
Di samping dorongan-dorongan yang bersifat internal, manusia juga
melakukan interaksi atas dasar dorongan-dorongan eksternal yaitu
dorongan-dorongan yang berasal dari luar dirinya. Sesuatu yang menarik
perhatian, dapat berupa orang, benda, atau keadaan-keadaan yang menjadi
suatu rangsangan untuk melakukan komunikasi dengan orang lain. Adapun
macam-macam dorongan eksternal tersebut antara lain:
a. Adanya Empati
Proses Empati merupakan proses psikis yaitu rasa haru atau iba sebagai akibat tersentuh perasaannya dengan objek yang ada di hadapannya. Melalui panca indra proses empati telah mampu menggerakkan perasaan seseorang untuk melakukan sesuatu terhadap orang lain.
b. Adanya Sugesti
Awal dari proses sugesti adalah adanya kepercayaan yang sangat mendalam dari seseorang kepada orang lain. Sehingga orang yang dipercayai akan sangat memengaruhi perilaku orang tersebut. Proses inilah yang dimaksud dengan sugesti.
c. Adanya Simpati
Pada dasarnya simpati adalah suatu sikap tertarik kepada orang lain karena sesuatu hal mungkin karena menarik penampilannya, mungkin karena kebijaksanaannya atau karena pola pikir yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh orang yang menaruh simpati.
d. Adanya Motivasi
Setiap orang memang memiliki motivasi, tetapi motivasi ini muncul karena rangsangan yang berasal dari luar diri seseorang sehingga individu terdorong untuk melakukan suatu perbuatan dengan melibatkan orang lain. Motivasi dalam suatu interaksi sosial adalah dorongan yang ada pada diri seseorang yang mendasari orang melakukan perbuatan.
e. Adanya Imitasi
Pada dasarnya imitasi adalah suatu keinginan seseorang untuk meniru segala sesuatu yang ada pada orang lain. Hal ini disebabkan oleh adanya minat, perhatian atas sikap mengagumi terhadap pihak lain yang dianggap cocok.
f. Adanya Identifikasi
Lain dengan proses imitasi, proses identifikasi tidak harus tertarik untuk menyesuaikan diri dengan orang lain. Bisa jadi proses identifikasi terjadi karena terikat oleh suatu aturan yang mengharuskan seseorang untuk menyesuaikan diri seperti orang lain. Proses seperti ini merupakan proses identifikasi. Namun, dapat juga terhadi proses identifikasi terjadi atas dasar kesenangan atau kecocokan sehingga tertarik untuk menyesuaikan diri dengan orang-orang yang lain. Pada dasarnya yang dimaksud dengan identifikasi adalah dorongan seseorang untuk menjadikan dirinya identik atau sama dengan orang lain.
a. Adanya Empati
Proses Empati merupakan proses psikis yaitu rasa haru atau iba sebagai akibat tersentuh perasaannya dengan objek yang ada di hadapannya. Melalui panca indra proses empati telah mampu menggerakkan perasaan seseorang untuk melakukan sesuatu terhadap orang lain.
b. Adanya Sugesti
Awal dari proses sugesti adalah adanya kepercayaan yang sangat mendalam dari seseorang kepada orang lain. Sehingga orang yang dipercayai akan sangat memengaruhi perilaku orang tersebut. Proses inilah yang dimaksud dengan sugesti.
c. Adanya Simpati
Pada dasarnya simpati adalah suatu sikap tertarik kepada orang lain karena sesuatu hal mungkin karena menarik penampilannya, mungkin karena kebijaksanaannya atau karena pola pikir yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh orang yang menaruh simpati.
d. Adanya Motivasi
Setiap orang memang memiliki motivasi, tetapi motivasi ini muncul karena rangsangan yang berasal dari luar diri seseorang sehingga individu terdorong untuk melakukan suatu perbuatan dengan melibatkan orang lain. Motivasi dalam suatu interaksi sosial adalah dorongan yang ada pada diri seseorang yang mendasari orang melakukan perbuatan.
e. Adanya Imitasi
Pada dasarnya imitasi adalah suatu keinginan seseorang untuk meniru segala sesuatu yang ada pada orang lain. Hal ini disebabkan oleh adanya minat, perhatian atas sikap mengagumi terhadap pihak lain yang dianggap cocok.
f. Adanya Identifikasi
Lain dengan proses imitasi, proses identifikasi tidak harus tertarik untuk menyesuaikan diri dengan orang lain. Bisa jadi proses identifikasi terjadi karena terikat oleh suatu aturan yang mengharuskan seseorang untuk menyesuaikan diri seperti orang lain. Proses seperti ini merupakan proses identifikasi. Namun, dapat juga terhadi proses identifikasi terjadi atas dasar kesenangan atau kecocokan sehingga tertarik untuk menyesuaikan diri dengan orang-orang yang lain. Pada dasarnya yang dimaksud dengan identifikasi adalah dorongan seseorang untuk menjadikan dirinya identik atau sama dengan orang lain.
C. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Dalam sosiologi, bentuk-bentuk interaksi sosial dapat bersifat
menggabungkan seperti terjadinya kerja sama, akomodasi, dan asimilasi,
serta dapat bersifat menceraikan seperti terjadinya persaingan
(kompetisi), contravention, maupun pertentangan/pertikaian (konflik).
1. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial yang Bersifat Menggabungkan
Bentuk-bentuk interaksi sosial yang bersifat menggabungkan atau
mempersatukan di dalam sosiologi disebut sebagai interaksi sosial yang
bersifat asosiatif. Adapun macam atau jenisnya adalah sebagai berikut.
a. Akomodasi (Accomodation)
Proses akomodasi adalah suatu proses di mana orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia yang mula-mula saling bertentangan, kemudian saling mengadakan penyesuaian-penyesuaian, untuk selanjutnya mengatasi ketegangan-ketegangan yang ada. Jadi dalam proses akomodasi terdapat suatu kerja sama, meskipun ada perbedaan paham di antara pihak-pihak yang berinteraksi. Kerja sama demikian bisa terwujud oleh karena adanya kepentingan yang sama (tapi belum tentu bersama). Kerja sama terjadi karena adanya tujuan objektif yang sama.
b. Kerja Sama (Cooperation)
Bentuk kerja sama timbul karena adanya orientasi orang-perorangan terhadap kelompoknya dan kelompok luarnya (yang merupakan out-group-nya). Menurut Charles H. Cooley, kerja sama timbul apabila setiap orang menyadari akan adanya kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut melalui kerja sama. Kesadaran akan adanya kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta ang penting dalam kerja sama yang berguna.
Menurut Ferdinand Tonnies pada masyarakat yang terdapat ciri gemeinschaft, di mana masyarakat masih dipersatukan dan disemangati oleh ikatan-ikatan persaudaraan, kebersamaan, simpati, dan perasaan lainnya, maka sifat-sifat dan perilaku kolektif serta kerja samanya masih menonjol. Sebagai contoh adalah masyarakat yang ada di daerah pedesaan Indonesia. Sebaliknya, pada masyarakat yang ciri-ciri gesellschaft lebih dominan, seperti di kota-kota besar, di mana tiap-tiap orang hanya cenderung mewakili dirinya sendiri saja, maka rasa kebersamaan dan kerja samanya kurang oleh karena individualitas serta kepentingan-kepentingannya lebih menonjol.
a. Akomodasi (Accomodation)
Proses akomodasi adalah suatu proses di mana orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia yang mula-mula saling bertentangan, kemudian saling mengadakan penyesuaian-penyesuaian, untuk selanjutnya mengatasi ketegangan-ketegangan yang ada. Jadi dalam proses akomodasi terdapat suatu kerja sama, meskipun ada perbedaan paham di antara pihak-pihak yang berinteraksi. Kerja sama demikian bisa terwujud oleh karena adanya kepentingan yang sama (tapi belum tentu bersama). Kerja sama terjadi karena adanya tujuan objektif yang sama.
b. Kerja Sama (Cooperation)
Bentuk kerja sama timbul karena adanya orientasi orang-perorangan terhadap kelompoknya dan kelompok luarnya (yang merupakan out-group-nya). Menurut Charles H. Cooley, kerja sama timbul apabila setiap orang menyadari akan adanya kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut melalui kerja sama. Kesadaran akan adanya kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta ang penting dalam kerja sama yang berguna.
Menurut Ferdinand Tonnies pada masyarakat yang terdapat ciri gemeinschaft, di mana masyarakat masih dipersatukan dan disemangati oleh ikatan-ikatan persaudaraan, kebersamaan, simpati, dan perasaan lainnya, maka sifat-sifat dan perilaku kolektif serta kerja samanya masih menonjol. Sebagai contoh adalah masyarakat yang ada di daerah pedesaan Indonesia. Sebaliknya, pada masyarakat yang ciri-ciri gesellschaft lebih dominan, seperti di kota-kota besar, di mana tiap-tiap orang hanya cenderung mewakili dirinya sendiri saja, maka rasa kebersamaan dan kerja samanya kurang oleh karena individualitas serta kepentingan-kepentingannya lebih menonjol.
Baca Juga:
c. Asimilasi (Assimilation)
Menurut Gillin, asimilasi merupakan suatu proses sosial dalam taraf lanjutan, yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan yang terdapat di antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama. Selanjutnya dikatakan bahwa apabila orang-orang mengadakan asimilasi ke dalam suatu kelompok manusia atau masyarakat, maka ia tidak lagi membedakan dirinya dengan kelompok tersebut yang mengakibatkan bahwa mereka dianggap sebagai orang asing. Dalam proses asimilasi tersebut mereka mengidentifikasikan dirinya dengan kepentingan-kepentingan serta tujuan-tujuan kelompok. Apabila dua kelompok manusia mengadakan asimilasi, batas antara kelompok-kelompok tadi akan hilang dan keduanya lebur menjadi satu kelompok.
Menurut Gillin, asimilasi merupakan suatu proses sosial dalam taraf lanjutan, yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan yang terdapat di antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama. Selanjutnya dikatakan bahwa apabila orang-orang mengadakan asimilasi ke dalam suatu kelompok manusia atau masyarakat, maka ia tidak lagi membedakan dirinya dengan kelompok tersebut yang mengakibatkan bahwa mereka dianggap sebagai orang asing. Dalam proses asimilasi tersebut mereka mengidentifikasikan dirinya dengan kepentingan-kepentingan serta tujuan-tujuan kelompok. Apabila dua kelompok manusia mengadakan asimilasi, batas antara kelompok-kelompok tadi akan hilang dan keduanya lebur menjadi satu kelompok.
2. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial yang Bersifat Menceraikan
Bentuk-bentuk interaksi sosial yang bersifat menceraikan atau
memisahkan, di dalam sosiologi disebut pula sebagai interaksi sosial
yang bersifat disosiatif. Beberapa jenis atau contoh interaksi sosial
yang bersifat disosiatif misalnya saja berupa persaingan (Competition),
contravention, serta pertentangan/pertikaian (konflik).
a. Persaingan (Competition)
Persaingan merupakan proses sosial, di mana seseorang atau kelompok sosial saling bersaing memperebutkan nilai atau keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian publik, yang dilakukan melalui upaya-upaya menarik perhatian publik, atau dengan caar mempertajam prasangka yang telah ada, namun tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan. Persaingan dapat bersifat pribadi dan dapat pula bersifat kelompok atau organisasi.
b. Contravention
Contravention pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Dalam bentuknya yang murni contravention adalah suatu sikap menilai yang tersembunyi terhadap orang lain atau terhadap unsur-unsur kebudayaan suatu golongan tertentu. Sikap yang tersembunyi tersebut dapat berubah menjadi suatu kebencian, akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau pertikaian (konflik).
Contravention yang menyangkut generasi-generasi yang terdapat dalam masyarakat sering terjadi, terlebih lagi di zaman sekarang, di mana muncul era global yang menurut adanya perubahan-perubahan serba cepat serta keterbukaan.
c. Pertentangan atau Pertikaian (Konflik)
Perselisihan, pencekcokan, dan perkelahian (tawuran) merupakan jenis pertentangan atau pertikaian yang sering terjadi dalam kehidupan masyarakat. Proses-proses sosial semacam itu boleh dikatan bersifat disosiatif, oleh karena jika dibiarkan maka akan dapat memecah belah tatanan atau struktur sosial dalam masyarakat. Atau dengan kata lain dapat menyebabkan terjadinya disharmonisasi, disorganisasi, dan akhirnya disintegrasi masyarakat.
a. Persaingan (Competition)
Persaingan merupakan proses sosial, di mana seseorang atau kelompok sosial saling bersaing memperebutkan nilai atau keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian publik, yang dilakukan melalui upaya-upaya menarik perhatian publik, atau dengan caar mempertajam prasangka yang telah ada, namun tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan. Persaingan dapat bersifat pribadi dan dapat pula bersifat kelompok atau organisasi.
b. Contravention
Contravention pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Dalam bentuknya yang murni contravention adalah suatu sikap menilai yang tersembunyi terhadap orang lain atau terhadap unsur-unsur kebudayaan suatu golongan tertentu. Sikap yang tersembunyi tersebut dapat berubah menjadi suatu kebencian, akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau pertikaian (konflik).
Contravention yang menyangkut generasi-generasi yang terdapat dalam masyarakat sering terjadi, terlebih lagi di zaman sekarang, di mana muncul era global yang menurut adanya perubahan-perubahan serba cepat serta keterbukaan.
c. Pertentangan atau Pertikaian (Konflik)
Perselisihan, pencekcokan, dan perkelahian (tawuran) merupakan jenis pertentangan atau pertikaian yang sering terjadi dalam kehidupan masyarakat. Proses-proses sosial semacam itu boleh dikatan bersifat disosiatif, oleh karena jika dibiarkan maka akan dapat memecah belah tatanan atau struktur sosial dalam masyarakat. Atau dengan kata lain dapat menyebabkan terjadinya disharmonisasi, disorganisasi, dan akhirnya disintegrasi masyarakat.
D. Proses Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antar manusia maupun antar
kelompok dalam masyarakat. Interaksi sosial senantiasa terjadi dalam
kehidupan manusia. Tanpa interaksi sosial tidak mungkin ada kehidupan
masyarakat. Namun begitu, proses interaksi yang mempertemukan berbagai
aspek kehidupan bersama dalam suatu hubungan timbal-balik yang saling
mempengaruhi itu akan terjadi apabila memenuhi dua persyaratan penting,
yakni adanya kontak sosial dan komunikasi sosial.
1. Kontak dan Komunikasi Sosial
a. Kontak Sosial
Kontak sosial merupakan usaha pendekatan pertemuan fisik dan rohaniah. Kontak sosial dapat bersifat primer (berjumpa face to face), dan dapat bersifat sekunder (berhubungan melalui media komunikasi, baik perantara orang maupun media benda, surat kabar, TV, dan radio).
Beberapa hal penting yang berhubungan dengan kontak sosial ini adalah adanya kontak sosial yang bersifat positif dan negatif. Apabila yang terjadi adalah kontak sosial positif maka akan mempererat jalinan kerja sama yang baik dan membawa manfaat kepada kehidupan sosial. Apabila yang terjadi adalah kontak sosial yang negatif maka dapat berakibat ke arah timbulnya pertentangan yang dapat membawa ketegangan-ketegangan sosial, sehingga membawa hal-hal yang dapat menghambat proses pengembangan kehidupan sosial ke arah masyarakat yang sejahtera.
Kontak sosial juga dapat dibedakan atas, kontak sosial primer dan sekunder. Kontak sosial primer dalam bentuk tatap muka, bertemu, berjabat tangan, bercakap-cakap antara pihak-pihak yang melakukan kontak sosial.
Kontak sosial yang bersifat sekunder adalah kontak yang tidak langsung, yaitu suatu kontak sosial yang membutuhkan perantara. Dengan demikian jelaslah bahwa kontak sosial adalah tahap awal terjadinya interaksi sosial atau proses sosial sebagai fenomena yang nyata. Dari kontak sosial inilah kemudian akan berlanjut ke arah hubungan timbal balik.
b. Komunikasi Sosial
Salah satu syarat penting dari proses sosial di samping kontak sosial adalah adanya komunikasi sosial. Komunikasi sosial merupakan usaha penyampaian informasi kepada manusia lainnya. Dengan demikian tanpa komunikasi sosial tidak akan mungkin terjadi proses interaksi sosial. Dalam hal ini kaitannya dengan kontak sosial sebagai suatu syarat interaksi sosial, maka dapat dijelaskan di sini bahwa berlangsungnya suatu komunikasi sosial, didahului oleh terjadinya kontak sosial. Namun sebaliknya, dalam suatu kontak sosial itu belum tentu terjadi komunikasi sosial.
Kontak sosial merupakan usaha pendekatan pertemuan fisik dan rohaniah. Kontak sosial dapat bersifat primer (berjumpa face to face), dan dapat bersifat sekunder (berhubungan melalui media komunikasi, baik perantara orang maupun media benda, surat kabar, TV, dan radio).
Beberapa hal penting yang berhubungan dengan kontak sosial ini adalah adanya kontak sosial yang bersifat positif dan negatif. Apabila yang terjadi adalah kontak sosial positif maka akan mempererat jalinan kerja sama yang baik dan membawa manfaat kepada kehidupan sosial. Apabila yang terjadi adalah kontak sosial yang negatif maka dapat berakibat ke arah timbulnya pertentangan yang dapat membawa ketegangan-ketegangan sosial, sehingga membawa hal-hal yang dapat menghambat proses pengembangan kehidupan sosial ke arah masyarakat yang sejahtera.
Kontak sosial juga dapat dibedakan atas, kontak sosial primer dan sekunder. Kontak sosial primer dalam bentuk tatap muka, bertemu, berjabat tangan, bercakap-cakap antara pihak-pihak yang melakukan kontak sosial.
Kontak sosial yang bersifat sekunder adalah kontak yang tidak langsung, yaitu suatu kontak sosial yang membutuhkan perantara. Dengan demikian jelaslah bahwa kontak sosial adalah tahap awal terjadinya interaksi sosial atau proses sosial sebagai fenomena yang nyata. Dari kontak sosial inilah kemudian akan berlanjut ke arah hubungan timbal balik.
b. Komunikasi Sosial
Salah satu syarat penting dari proses sosial di samping kontak sosial adalah adanya komunikasi sosial. Komunikasi sosial merupakan usaha penyampaian informasi kepada manusia lainnya. Dengan demikian tanpa komunikasi sosial tidak akan mungkin terjadi proses interaksi sosial. Dalam hal ini kaitannya dengan kontak sosial sebagai suatu syarat interaksi sosial, maka dapat dijelaskan di sini bahwa berlangsungnya suatu komunikasi sosial, didahului oleh terjadinya kontak sosial. Namun sebaliknya, dalam suatu kontak sosial itu belum tentu terjadi komunikasi sosial.
2. Berlangsungnya Proses Interaksi Sosial
Dalam prosesnya, interaksi sosial dapat berlangsung di antara
orang-perorangan, antar kelompok, dan antara orang-perorangan dengan
kelompok-kelompok masyarakat. Proses berlangsungnya interaksi sosial
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Interaksi Sosial Antara Seseorang Dengan Orang Lainnya
Interaksi sosial yang melibatkan seseorang dengan orang lain terjadi apabila ada dua orang saling bertemu, di mana pada saat itu mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau berkelahi. Berbagai aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk interaksi sosial.
b. Interaksi Sosial Antara Kelompok Dengan Kelompok Lainnya
Interaksi sosial yang terjadi di antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya biasanya terjadi di antara masing-masing kelompok tersebut sebagai satu kesatuan, jadi tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya.
c. Interaksi Sosial Antara Orang Perorangan Dengan Kelompok-Kelompok Masyarakat
Interaksi sosial antara individu dengan kelompok-kelompok manusia juga terjadi dalam masyarakat. Misalnya saja interaksi sosial yang terjadi antara seorang guru dengan murid-muridnya di kelas.
a. Interaksi Sosial Antara Seseorang Dengan Orang Lainnya
Interaksi sosial yang melibatkan seseorang dengan orang lain terjadi apabila ada dua orang saling bertemu, di mana pada saat itu mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau berkelahi. Berbagai aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk interaksi sosial.
b. Interaksi Sosial Antara Kelompok Dengan Kelompok Lainnya
Interaksi sosial yang terjadi di antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya biasanya terjadi di antara masing-masing kelompok tersebut sebagai satu kesatuan, jadi tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya.
c. Interaksi Sosial Antara Orang Perorangan Dengan Kelompok-Kelompok Masyarakat
Interaksi sosial antara individu dengan kelompok-kelompok manusia juga terjadi dalam masyarakat. Misalnya saja interaksi sosial yang terjadi antara seorang guru dengan murid-muridnya di kelas.
-Semoga Bermanfaat-
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus