DR
Menginterpretasi Makna Teks Cerpen
Cerita
pendek merupakan hasil karya kreatif manusia tentang kehidupannya
sebagai objek dan menggunakan media bahasa. Cerpen bukan hanya merupakan
media penyampaian ide, teori atau sistem berpikir, tetapi juga
merupakan media untuk menampung ide, teori atau sistem berpikir manusia.
Cerpen sebagai suatu karya sastra mencoba memberikan pemahaman dan
kesadaran tentang situasi dan masalah-masalah yang dihadapi manusia.
Sebagai suatu karya sastra, cerpen juga memberikan hiburan dengan nilai
estetik dengan rasa dan nilai kemanusiaan. Cerpen bermaksud menggugah
kepedulian pembaca atas kehidupan ini.
Cerpen diciptakan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh
masyarakat. Seorang sastrawan sanggup menemukan nilai-nilai yang ada
dalam masyarakat yang akan diangkat menjadi tema dalam karyanya sehingga
akan tercipta kreativitas karya yang bermutu.
Berangkat dari sebuah asumsi bahwa kehidupan sosial menjadi pemicu
lahirnya sebuah karya maka sebuah cerpen diciptakan pengarang untuk
merefleksikan kehidupan sosial dalam karyanya. Dalam menciptakan
karyanya sastrawan tidak bisa terlepas dari masyarakatnya. Dengan
melihat kenyataan yang dilihatnya, sastrawan memberikan fakta kepada
pembaca. Pembaca memiliki hak untuk memberikan penilaian tanpa merasa
didikte. Oleh karena itu, untuk dapat menginterpretasi sebuah teks
cerpen pembaca sebaiknya mengetahui latar belakang pengarangnya sehingga
dapat menafsirkan makna cerpen yang ditulisnya.
Interpretasi teks cerpen dapat dilakukan dengan cara:
1) menemukan data-data yang diperoleh tentang tokoh cerita,
2) menemukan kaitan fakta dengan cerita,
3) karakteristik tokoh,
4) kaitan keberhasilan tokoh dengan fakta kehidupan,
5) menemukan nilai-nilai kehidupan yang disampaikan.
1) menemukan data-data yang diperoleh tentang tokoh cerita,
2) menemukan kaitan fakta dengan cerita,
3) karakteristik tokoh,
4) kaitan keberhasilan tokoh dengan fakta kehidupan,
5) menemukan nilai-nilai kehidupan yang disampaikan.
Adapun nilai-nilai yang biasa terkandung dalam cerita pendek adalah sebagai berikut:
a. nilai sosial, yaitu tentang hubungan masyarakat,
b. nilai agama, yaitu tentang perilaku/refleksi kebenaran aturan-aturan Tuhan,
c. nilai budaya, yaitu tentang kebiasaan, karya cipta manusia, dan adab-adab tradisional,
d. nilai moral, yaitu tentang baik buruknya perilaku dasar manusia.
a. nilai sosial, yaitu tentang hubungan masyarakat,
b. nilai agama, yaitu tentang perilaku/refleksi kebenaran aturan-aturan Tuhan,
c. nilai budaya, yaitu tentang kebiasaan, karya cipta manusia, dan adab-adab tradisional,
d. nilai moral, yaitu tentang baik buruknya perilaku dasar manusia.
Perhatikan
Sejak itulah Banun menyingkapkan rahasia hidupnya pada anak-anaknya,
termasuk pada Rimah, anak bungsunya itu. Ia menjelaskan kata ”tani”
sebagai penyempitan dari ”tahani”, yang bila diterjemahkan ke dalam
bahasa orang kini berarti: ”menahan diri”. Menahan diri untuk tidak
membeli segala sesuatu yang dapat diperoleh dengan cara bercocok tanam.
Sebutlah misalnya, sayur-mayur, cabai, bawang, seledri, kunyit,
lengkuas, jahe. Di sepanjang riwayatnya dalam menyelenggarakan hidup,
orang tani hanya akan membeli garam. Minyak goreng sekalipun,
sedapat-dapatnya dibikin sendiri. Begitu ajaran mendiang suami Banun,
yang meninggalkan perempuan itu ketika anak-anaknya belum bisa mengelap
ingus sendiri. Semakin banyak yang dapat ”ditahani” Banun, semakin kokoh
ia berdiri sebagai orang tani.(Penggalan cerpen “Banun”, karya Damhuri
Muhammad)
Mari interpretasi maknanya
- Siapakah tokoh pada cerita tersebut? Banun
- Bagaimana karakteristik tokoh tersebut? Seorang perempuan yang tangguh karena mampu kokoh berdiri sebagai seorang tani sepeninggal suaminya.
- Apakah nilai kehidupan yang terkandung di dalamnya? Menahan diri untuk tidak membeli segala sesuatu yang dapat diperoleh dengan bercocok tanam.
Poin Penting
Mengabstraksi dan Mengonversi
Abstraki merupakan kegiatan penyajian secara singkat mengenai isi
tulisan sehingga pada tulisan ia menjadi bagian tersendiri. Abstraksi
pada teks cerpen dapat disamakan dengan sinopsis. Sinopsis adalah
ringkasan cerita dari sebuah prosa atau drama. sinopsis berisikan
gambaran singkat mengenai sebuah cerita. Mengabstraksi teks cerpen
adalah meringkas teks cerpen dengan menuliskan garis besar teks tersebut
dalam beberapa kalimat yang padu. Abtsraksi harus memperhatikan
bagian-bagian penting dari suatu teks untuk disusun menjadi sebuah garis
besar yang lengkap.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk mengabstraksi teks cerpen
adalah dengan membaca dengan cermat teks cerpen yang akan diabstraksi,
menyusun bagian-bagian penting berdasarkan struktur teks cerpen,
menuliskan kembali bagian-bagian penting tersebut menjadi paragraf
abstraksi yang padu.
Berikut terdapat teks penceritaan yang mengisahkan sebuah kisah sukses
seorang wirausaha muda dan cantik berasal dari Kota Padang. Dalam
bukunya yang berjudul Meraih Mimpi Jadi Pengusaha, ia berbagi pengalaman
mengenai kesuksesannya menjadi pengusaha muda yang diawali dengan
keterpurukan. Di bagian sampul buku itu tertulis Kisah Getir Perjalanan
Hidup Seorang Mahasiswa yang Berhasil Memiliki Perusahaan di Usia 20
Tahun.
- Terusik lamunanku saat terngiang sebaris kata ayah yang selalu berulang menelusup ke telingaku, “Nanda, kamu pasti bisa!” Kata-kata ayahku laksana dentuman meriam di rongga dadaku. Setiap kuingat kata-kata itu, semakin berat beban yang kurasakan, terlebih, urutanku sebagai sulung dari lima bersaudara. Tidak mudah bagiku untuk menjadi sulung. Kurasakan pula beban kedua orang tuaku yang semakin menjadi. Ayah, di luar segala kewajibannya sebagai PNS, terlibat aktif di dunia jurnalistik dan organisasi. Tidak mengherankan jika bunda terpaksa turun tangan untuk menopang keuangan keluarga dengan membuka sebuah warung kecil-kecilan.
- Padatnya aktivitas ayah dan bunda terekam kuat dalam benakku. Kerja keras seakan menjadi menu wajib bagiku. Namun, ada hal yang menjadi titik lemahku. Dua kali tangisku pecah ketika cita-citaku tak tersampaikan. Pertama, ketika gagal masuk fakultas kedokteran karena faktor biaya. Kuingat kata-kata bunda di telingaku. “Kita tak cukup uang untuk kamu masuk Fakultas Kedokteran. Sabar ya, Nak!”, ucap Bunda lembut, tetapi pasti. Kedua, ketika gagal mendaftar ke STPDN karena tinggi badan kurang. Kegagalan itu tentu saja membuatku terluka. Ayah dan bunda tiada putus-putusnya membangkitkan diriku hingga kedua kakiku benar-benar mampu berpijak.
- Untuk mengobati luka hatiku, kuputuskan untuk membantu bunda menjaga warung. Sambil menjaga warung, sedikit demi sedikit belajar dari ketegaran bunda dalam menghadapi kesulitan hidup. Sering bunda tidur larut karena harus menyambung potongan perca menjadi sebuah bed cover untuk dijual. Bed cover itu dititipkan di sebuah toko swalayan. Tiada pernah putus doaku kepada Sang Khalik agar bunda senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin.
- Salah satu doaku terkabul. Suatu hari ayah memutuskan untuk berhenti bekerja dan berorganisasi. Ayah mulai melirik dunia usaha. Sebagai langkah awal, ayah melahap buku-buku sederet profil pengusaha sukses, sebut saja Bob Sadino, Bill Gates, Steve Jobs, Richard Branson, Donald Trump, dan Elang Gumilang. Benih pohon bisnis tumbuh pesat pula dalam diriku, terlebih setelah aku menyerap isi beberapa buku yang menyampaikan motivasi.
- Dua kegagalan yang lalu berakhir ketika aku diterima di jurusan bahasa Inggris. Kutekuni masa pendidikan tinggi dengan sepenuh hati. Kendala finansial mendorongku untuk merambah dunia kerja di samping kuliah. Pucuk dicinta ulam tiba. Suatu hari Kak Ica, saudara sepupuku, datang kepadaku. “Nanda, di sebelah toko Bunda ada kios yang dijual. Bagaimana kalau kita patungan untuk membeli kios itu, lalu kita jual pakaian di sana?” kata Kak Ica. Ia mengajak berpatungan untuk membeli kios itu. Kami mulai berbisnis pakaian. Tidak kusangka, usaha itu menuai hasil yang gemilang. Bunda berkunjung ke tokoku dan dia memuji, “Wah, ternyata Nanda sudah meraup banyak untung nih”. Kesibukan berbisnis tidak melemahkan prestasi di ranah akademis. Aku berhasil mempertahankan semuanya dengan hasil yang memukau.
- Seiring waktu, jaringan bisnisku meluas. Padatnya jadwal ceramah ayah sebagai motivator mendorongku untuk membantunya. Jadilah aku berkiprah dalam dunia event organizer. Lahan bisnis ini menuai sukses yang tergolong gemilang. Jaringan konsumen luas semakin membuka peluang untuk berkiprah di bidang lain. Usaha penjualan tiket pesawat pun kulakoni hingga membuahkan beberapa kantor cabang di berbagai kota di negeri ini.
- Kesuksesan ini tidak patut membuatku angkuh, terutama di hadapan Tuhan. Hanya karena ridha-Nya aku dapat meraih semuanya. Tidak luput bimbingan dan motivasi dari kedua orang tuaku turut membuatku tegar dalam berbagai kesulitan.
-CERPEN MERAIH MIMPI-
Kala bulan bercahaya dengan cahayanya yang terang tapi tak menyilaukan
bersama hembus angin yang sejuk. Terusik lamunanku saat terngiang
sebaris kata ayah yang selalu berulang menelusup ke telingaku, “Nanda,
kamu pasti bisa!” Kata-kata ayahku laksanakan meriam di rongga dadaku.
Setiap kuingat kata-kata itu semakin berat beban kurasakan, terlebih
urutanku sebagai sulung dari lima besaudara. Tidak mudah bagiku menjadi
sulung. Kurasakan pula beban kedua orang tuaku yang semakin menjadi.
Ayah, di luar segala kewajiban sebagai PNS, terlibat aktif di dunia
jurnalistik dan organisasi. Tidak mengherankan jika bunda terpaksa turun
tangan untuk menopang keuangan keluarga dengan membuka sebuah warung
kecil-kecilan. Padat aktivitas ayah dan bunda terekam kuat dalam
benakku. Kerja keras seakan menjadi menu wajib bagiku.
Padatnya aktivitas ayah dan bunda terekam kuat dalam benakku. Kerja
keras seakan menjadi menu wajib bagiku. Namun, ada hal yang menjadi
titik lemahku. Dua kali tangisku pecah ketika cita-citaku tak
tersampaikan.
Ketika mentari dari ufuk timur bertahta bersama embun, aku jadikan langkah awal tukku menyajikan menu wajib itu (bekerja keras), yaitu aku langkahkan kakiku membawa alat tulis dan kesiapan pengetahuanku serta mental.
Ketika mentari dari ufuk timur bertahta bersama embun, aku jadikan langkah awal tukku menyajikan menu wajib itu (bekerja keras), yaitu aku langkahkan kakiku membawa alat tulis dan kesiapan pengetahuanku serta mental.
“Aku siap ujian tes tertulis untuk masuk fakultas kedokteran,” kata-kata
yang terucap dalam pikirku yang terucap bersama semangatku dan sejuknya
udara kala itu.
Selang waktu aku menunggu pengumuman kelulusan tes ujian tertulis
fakultas kedokteran aku selalu berdoa kepadaNya, agar aku lulus dalam
tersebut. Tepat empat hari waktu berlalu dari hari pelaksanaan tes yang
aku laksanakan waktu itu, telah tertera pengumuman kelulusan tes ujian
tertulis fakultas kedokteran di mading.
“Ya Allah terima kasih atas kuasaMu kini aku telah diterima di fakultas
kedokteran yang aku impikan.” Syukurku atas kuasaNya dengan sujud
syukur.
Setelah dinyatakan bahwa aku lulus ujian fakultas kedokteran, pihak TU
mengabariku bahwa esok hari aku dan orang tua wajib hadir ke kampus
untuk tes wawancara dan memenuhi biaya pendaftaran.
Sesampaiku di rumah kumenghadap ayah dan bunda serta menyampaikan kabar gembira, bahwa diriku diterima di fakultas kedokteran.
“Ayah, Bunda, Resti diterima di Fakultas Kedokteran, besok pagi Ayah dan
Bunda datang ke kampus ya untuk transaksi pendaftaran kuliah Resti.”
Kataku dengan lembut dan memohon agar ayah dan bunda mau memenuhi apa
yang kuinginkan.
“Tapi kita tak cukup uang untuk kamu masuk Fakultas Kedokteran. Sabar ya, Nak!” ucap Bunda lembut tetapi pasti.
“Ya sudah Bun, saya mengerti.”
Tak larut ku dalam kesedihan, dan aku melangkahkan kaki dan tekadku tuk
mendaftar STPDN. Namun belum-belum kumendayung apalagi melalui satu
pulau aku sudah tenggelam dan terhampar dalam impianku yang satu ini.
Tenggelamku, kegagalanku dalam pendaftaran STPDN ini karena satu syarat
yang tak terpenuhi oleh diriku, yaitu kurangnya tinggi badan.
Untuk mengobati luka hatiku, kuputuskan untuk membantu bunda menjaga
warung. Ternyata pekerjaan sesederhana sebagai jembatan bundaku mencari
nafkah ini membawa banyak pelajaran kehidupan, bagai pohon cabai, meski
kecil buahnya pun banyak dan berguna. Maka dari itu di sisiku menjaga
warung, sedikit demi sedikit kubelajar dari ketegaran bunda dalam
menghadapi kesulitan hidup.
Sering kali ketika gelapnya malam dan kemerlap bulan bintang menjadi
teman setia bunda, untuk menyambung helai-helai kain perca dengan
benang-benang lembut dan tajamnya jarum, yang akan ia rubah menjadi bed
cover tuk dijual. Habis gelap terbitlah terang, bunda mulai melangkahkan
kakinya tuk menawarkan bed cover yang iya jahit dengan ketulusan dan
kesungguhan hati tersebut dalam keramaian pembeli dan pedagang.
Tiada putus doaku kepada Sang Khalik agar bunda senantiasa dikaruniai
kesehatan lahir dan batin, serta agar kehidupan kami lebih baik dari
kehidupan detik lalu dan detik ini.
Seiring berjalannya waktu salah satu doaku terkabul. Suatu hari ayah
memutuskan untuk berhenti bekerja dan berorganisasi. Ayah mulai melirik
dunia usaha. Sebagai langkah awal, ayah melahap dan berusaha terjun
dalam imajinasi sederet buku-buku profil pengusaha sukses, seperti Bob
Sadino, Bill Gates, Steve Jobs, Richard Branson, Donald Trump, dan Elang
Gumilang. Benih pohon jiwa kewirausahaan tumbuh pesat pula dalam
diriku, terlebih setelah aku menyerap isi beberapa buku yang
menyampaikan motivasi.
Dua kegagalan yang lalu berakhir ketika aku diterima di jurusan bahasa
Inggris. Kutekuni masa pendidikan tinggi dengan sepenuh hati. Kendala
finansial mendorongku untuk merambah dunia kerja di samping kuliah.
Pucuk dicinta ulam tiba. Suatu hari Kak Ica, saudara sepupuku, datang
kepadaku. Menawarkan tuk bekerjasama denganku.
“Nanda, di sebelah toko Bunda ada kios yang dijual. Bagaimana kalau kita
patungan untuk membeli kios itu, lalu kita jual pakaian di san?” kata
Kak Ica.
“Wah yang benar saja Kak? Terima kasih Ya Allah, Kakak tepat waktu
banget deh, ya sudah aku setuju, kebetulan banget aku sedang membutuhkan
pekerjaan tuk meringankan beban orang tua membiayai kuliahku.” Jawabku
dengan riang.
“Iya, yasudah besok kita datang ke kios itu ya, lalu kita tata rapi untuk kita jualan.”
“Oke sip Kak.”
Suatu hari bunda berkunjung ke tokoku dan dia memuji atas keberhasilanku di dunia wirausaha.
“Wah, ternyata Nanda sudah meraub banyak untung nih.” Canda bundaku untuk memujiku.
“Ia Bunda Alhamdulillah, usahaku berjalan dengan baik, sehingga dapat kupakai tuk membayar biaya kuliah.” Jawabku dengan senang.
“Iya Alhamdulillah jangan lupa selalu bersyukur ya,” pesan bunda kepadaku.
“Iya Bunda, saying Bunda,” jawabku dengan kasih sayang, dan kupeluk bunda.
Seiring waktu, jaringan bisnisku meluas. Padatnya jadwal ceramah ayah
sebagai motivator mendorongku untuk membantunya. Jadilah aku berkiprah
dalam dunia event organizer. Lahan bisnis ini menuai sukses yang
tergolong gemilang. Jaringan konsumen luas semakin membuka peluang
untukku berkiprah di bidang usaha lain. Usaha penjualan tiket pesawat
pun kulakoni hingga membuahkan beberapa kantor cabang di berbagai kota
di negeri ini.
--00--
Setelah membaca teks cerpen di atas, selanjutnya adalah menententukan
ide-ide pokok dari tiap paragraf. Dari teks di atas, didapat ide-ide
pokok sebagai berikut.
- Paragraf 1 : Menjadi anak sulung.
- Paragraf 2 : Kerja keras menjadi menu wajib.
- Paragraf 3 : Belajar menghadapi kesulitan hidup.
- Paragraf 4 : Ayah memutuskan berhenti bekerja.
- Paragraf 5 : Diterima di jurusan Bahasa Inggris.
- Paragraf 6 : Jaringan bisnis melaus.
- Paragraf 7 : Kesuksesan tidak membuat angkuh.
Setelah menententukan ide-ide pokoknya, tentukan kalimat-kalimat utama dalam teks tersebut.
- Paragraf 1 : Tidak mudah bagiku untuk menjadi sulung.
- Paragraf 2 : Kerja keras seakan menjadi menu wajib bagiku.
- Paragraf 3 : Sedikit demi sedikit belajar dari ketegaran bunda dalam menghadapi kesulitan hidup.
- Paragraf 4 : Ayah memutuskan untuk berhenti bekerja dan berorganisasi,
- Paragraf 5 : Dua kegagalan yang lalu berakhir ketika aku diterima di jurusan bahasa Inggris
- Paragraf 6 : Seiring waktu, jaringan bisnisku meluas.
- Paragraf 7 : Kesuksesan ini tidak patut membuatku angkuh, terutama di hadapan Tuhan.
Tidak mudah untuk menjadi sulung, aku merasakan beban kedua orang tuaku Ayah selain sebagai PNS, juga terlibat aktif di dunia jurnalistik dan organisasi, dan Bunda membuka sebuah warung kecil-kecilan. Kerja keras menjadi menu wajib bagiku. Dua kali tangisku pecah ketika cita-citaku tak tersampaikanyaitu ketika gagal masuk fakultas kedokterandan gagal mendaftar ke STPDN. Aku belajar dari ketegaran bunda dalam menghadapi kesulitan hidup. Ayah memutuskan untuk berhenti bekerja dan berorganisasi dan mulai melirik dunia usaha. Aku diterima di jurusan bahasa Inggris, namun nendala finansial mendorongku untuk merambah dunia kerja di samping kuliah. Aku dan Kak Ica mulai berbisnis pakaian dan menuai hasil yang gemilang. Jaringan bisnisku meluas padatnya jadwal ceramah ayah sebagai motivator menjadikan aku sebagai event organizer. Lahan bisnis ini menuai sukses yang tergolong gemilang. Kesuksesan ini tidak patut membuatku angkuh, terutama di hadapan Tuhan. Hanya karena ridha-Nya dan bimbingan dan motivasi dari kedua orang tuaku turut membuatku tegar dalam berbagai kesulitan.
Akhirnya artikel tentang "Menginterpretasi Makna, Mengabstraksi dan Mengonversi Teks Cerpen" selesai juga semoga bermanfaat untuk calon penerus bangsa ini.
-Semoga Bermanfaat-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar