Sumber 1
Zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruangan. Sifat zat meliputi :
1.Sifat fisika merupakan sifat yang berkaitan dengan penampilan
atau keadaan fisik suatu zat. Sifat fisika meliputi wujud zat, titik
didih, titik lebur, indeks bias, daya hantar listrik, panas, warna,
rasa, dan bau. Ciri- ciri pada perubahan fisika, yaitu: tidak terbentuk
zat jenis baru, zat yang berubah dapat kembali ke bentuk semula, hanya
diikuti perubahan sifat fisika saja. Perubahan sifat fisika yang tampak
adalah bentuk, ukuran, dan warna berubah.
2.Sifat kimia merupakan sifat yang berkaitan dengan perubahan
kimia yang dialami oleh suatu zat. Sifat kimia meliputi mudah berkarat,
mudah terbakar, dan kereaktifan. Ciri-ciri perubahan kimia suatu zat,
yaitu: terbentuk zat jenis baru, zat yang berubah tidak dapat kembali ke
bentuk semula, diikuti oleh perubahan sifat kimia melalui reaksi kimia.
Selama terjadi perubahan kimia, massa zat sebelum reaksi sama dengan
massa zat sesudah reaksi.
3.Campuran adalah gabungan beberapa unsur atau senyawa secara
fisik. Campuran dapat dibedakan menjadi campuran homogen dan campuran
heterogen. Larutan merupakan contoh campuran homogen. Air lumpur
merupakan contoh campuran heterogen. Cara memisahkan campuran ada lima,
yaitu
a. Penyaringan (filtrasi),
Pemisahan dengan cara filtrasi bertujuan untuk memisahkan zat padat
dari zat cair dalam suatu campuran berdasarkan perbandingan wujudnya.
Alat yang kita gunakan untuk menyaring disebut penyaring. Ukuran
penyaring disesuaikan dengan ukuran zat yang akan disaring. Zat yang
tertinggal dalam kertas saring disebut residu, sedangkan cairan yang
dapat menembus kertas saring disebut filtrat. Contoh; pemisahan pasir
dan kerikil tentu membutuhkan saringan yang berbeda dengan saringan yang
digunakan untuk menyaring tepung.
b. Destilasi,
Destilasi atau penyulingan adalah suatu cara pemisahan campuran yang
didasarkan pada perbedaan titik didih komponen-komponen penyusun
campuran. Jadi, destilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran dari
dua atau lebih cairan yang mempunyai titik didih berbeda. Zat yang
dihasilkan dari destilasi yang disebut destilat. Salah satu contoh
destilasi terbesar saat ini adalah proses pengolahan minyak bumi menjadi
fraksi-fraksi minyak bumi, seperti LPG, bensin, minyak tanah, solar,
pelumas, dan aspal.
c. Kristalisasi,
Kristalisasi ini banyak dilakukan oleh para pembuat garam/petani
garam. Garam dihasilkan melalui cara menguapkan air laut. Prosesnya
sederhana, yaitu sebagai berikut. Mula-mula air laut dialirkan ke
tambak-tambak dan dibiarkan menguap karena panas matahari hingga
beberapa hari. Setelah semua air menguap, akan dihasilkan
kristal-kristal garam.
d. Sublimisasi,
Sublimisasi adalah perubahan zat dari wujud padat ke gas atau
sebaliknya. Pemisahan campuran dengan sublimisasi dilakukan bila zat
yang dapat menyublim (misalnya kapur barus/ kamfer) tercampur dengan zat
lain yang tidak dapat menyublim (misalnya arang).
e. Kromatografi.
Pemisahan campuran dengan cara kromatografi didasarkan pada perbedaan
kecepatan merambat antara partikel-partikel zat yang bercampur pada
medium tertentu. Contoh pemisahan secara kromatografi adalah rembesan
air pada dinding yang menghasilkan garis-garis dengan jarak tertentu.
Penerapan kromatografi antara lain untuk memisahkan dan mengidentifikasi
zat-zat yang kompleks dari zat warna, minuman beralkohol, dan
pestisida.
Sumber 2
A. Sifat Zat
Apakah kamu
mempunyai termometer? Tahukah kamu mengapa pada termometer digunakan
raksa (Hg) untuk mengisi pipa kapiler? Raksa dipilih karena memiliki
beberapa kelebihan sifat fisik dan sifat kimia. Tahukah kamu bahwa
peralatan yang diproduksi selalu mempertimbangkan sifat fisik dan sifat
kimia zat? Mengapa demikian? Mari kita pelajari bersama.
1. Sifat Fisika
Amati bangunan di rumahmu. Terbuat dari zat apa sajakah bangunan
itu? Apakah zat-zat tersebut berbeda sifat satu dengan yang lainnya? Di
dalam rumahmu tentu terdapat kayu, besi, batu, kaca, pasir, dan
bahan-bahan lain yang berbeda sifatnya. Agar dapat memanfaatkan
bahan-bahan tersebut secara maksimal kita harus tahu sifat masing-masing
zat. Besi misalnya, bahan ini sangat kuat dan tahan terhadap panas,
namun bila sering kena air akan cepat berkarat atau mengalami korosi
sehingga mudah rusak. Kamu tentu mudah mengenali suatu zat berdasarkan
sifat-sifat fisiknya. Dapatkah kamu menyebutkan sifat-sifat fisis yang
sudah kamu kenal? Menurutmu, apakah warna,
bentuk, ukuran, kepadatan, titik lebur, dan titik didih tergolong sifat
fisika? Beberapa contoh sifat-sifat fisik yang lainnya meliputi sifat
mekanik, sifat termik, dan sifat listrik. Dengan mengenal sifat
fisis suatu zat, maka akan membantu kita dalam memanfaatkan zat itu.
Tabel berikut menyajikan perbedaan sifat fisik antara tembaga dengan
baja.
Baca Juga:
Baca Juga:
2. Sifat Kimia
Coba
bandingkanlah antara minyak tanah dengan bensin! Manakah di antara
keduanya yang mudah terbakar? Hal inilah yang disebut dengan sifat kimia, yaitu sifat mudah atau sukar terbakarnya suatu zat.
Coba kamu berikan contoh sifat kimia lain selain mudah terbakar. Jadi,
sifat kimia adalah sifat zat yang berkaitan dengan perubahan kimia yang
dialami oleh suatu zat. Contoh lain dari sifat kimia misalnya, suatu zat mudah atau sukar berkarat.
Besi mudah sekali berkarat apabila terkena udara lembab, air hujan
sehingga penggunaan besi dapat digantikan dengan baja anti karat untuk
membangun jembatan. Perhatikan pula pipa air minum yang terpendam dalam
tanah! Sekarang sudah banyak digunakan pipa PVC sebagai pengganti pipa
besi karena sifat berkarat besi sangat cepat dan mudah bereaksi zat
dengan zat lain.
B. Pemisahan Campuran
Campuran
tersusun dari dua zat atau lebih. Sebagai contoh, air laut tersusun
dari air, garam, dan zat padat terlarut lainnya. Susu tersusun dari,
lemak dan zat padat lain yang terlarut.
Pada
bab sebelumnya kamu telah mempelajari bahwa campuran terbentuk dari
gabungan beberapa macam unsur dan senyawa. Oleh karena itu, untuk
memisahkan komponen-komponen penyusun campuran dapat dilakukan dengan
berbagai cara sesuai karakteristik sifat zat-zat penyusunnya. Pemisahan
komponen-komponen penyusun campuran dapat dipisahkan dengan beberapa
cara, yakni penyaringan, destilasi, sublimasi, kristalisasi, dan
kromatografi.
1. Penyaringan (Filtrasi)
Apakah
kamu suka minum es jeruk? Bagaimanakah cara membuatnya? Sebelum
disajikan sebagai minuman es jeruk, biasanya air perasan jeruk disaring
terlebih dahulu. Mengapa? Pemisahan dengan cara filtrasi bertujuan untuk
memisahkan zat padat dari zat cair dalam suatu campuran berdasarkan
perbandingan wujudnya. Alat yang kita gunakan untuk menyaring disebut
penyaring. Ukuran penyaring disesuaikan dengan ukuran zat yang akan
disaring. Sebagai contoh, pemisahan pasir dan kerikil tentu membutuhkan
saringan yang berbeda dengan saringan yang digunakan untuk menyaring
tepung.
menyaring air yang bercampur pasir disaring dengan kertas saring sehingga pasir akan tertinggal di kertas saring.
Perhatikan gambar berikut ini! Alat apa sajakah yang ada dalam gambar berikut?
Zat-zat
yang mempunyai perbedaan kelarutan seperti garam kotor (Gambar 7.3)
ternyata dapat dipisahkan dengan cara penyaringan. Garam dapur yang
bercampur dengan kotoran kita larutkan dalam air, kemudian kita saring.
Kotoran akan tertinggal dalam kertas saring, sedangkan garam yang larut
dalam air masuk menembus kertas saring. Zat yang tertinggal dalam kertas
saring disebut residu, sedangkan cairan yang dapat menembus kertas
saring disebut filtrat. Coba kamu sebutkan contoh penyaringan yang ada
di sekitar rumahmu.
2. Destilasi
Destilasi
atau penyulingan adalah suatu cara pemisahan campuran yang didasarkan
pada perbedaan titik didih komponen-komponen penyusun campuran. Jadi,
destilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran dari dua atau lebih
cairan yang mempunyai titik didih berbeda.
Apakah
kamu dapat memisahkan spiritus yang bercampur air? Pemisahan spiritus
yang bercampur dengan air dapat dilakukan dengan cara destilasi.
Campuran spiritus dengan air kita masukkan dalam labu destilasi,
kemudian dipanaskan. Proses yang terjadi adalah campuran air dan
spiritus dipanaskan hingga suhu 80oC
sehingga spiritus menguap sedang air belum menguap. Uap spiritus
didinginkan dalam pendingin Liebieg, sehingga mengembun dan menetes di
tabung erlenmeyer. Zat yang dihasilkan dari destilasi yang disebut
destilat. Salah satu contoh
destilasi terbesar saat ini adalah proses pengolahan minyak bumi
menjadi fraksi-fraksi minyak bumi, seperti LPG, bensin, minyak tanah,
solar, pelumas, dan aspal.
3. Pengkristalan (Kristalisasi)
Nah,
sekarang kita akan membahas tentang pemisahan campuran dengan cara
kristalisasi atau pengkristalan. Kristalisasi ini banyak dilakukan oleh
para pembuat garam/petani garam. Garam dihasilkan melalui cara
menguapkan air laut. Prosesnya sederhana, yaitu sebagai berikut.
Mula-mula air laut dialirkan ke tambak-tambak dan dibiarkan menguap
karena panas matahari hingga beberapa hari. Setelah semua air menguap,
akan dihasilkan kristal-kristal garam.
4. Sublimisasi
Sublimisasi
adalah perubahan zat dari wujud padat ke gas atau sebaliknya. Pemisahan
campuran dengan sublimisasi dilakukan bila zat yang dapat menyublim
(misalnya kapur barus/ kamfer) tercampur dengan zat lain yang tidak
dapat menyublim (misalnya arang). Agar lebih jelas mengenai pemisahan
campuran dengan cara sublimisasi, mari kita lakukan kegiatan berikut.
5. Kromatografi
Apakah
kromatografi itu? Pemisahan campuran dengan cara kromatografi
didasarkan pada perbedaan kecepatan merambat antara partikel-partikel
zat yang bercampur pada medium tertentu. Contoh pemisahan secara
kromatografi adalah rembesan air pada dinding yang menghasilkan
garis-garis dengan jarak tertentu. Penerapan kromatografi antara lain
untuk memisahkan dan mengidentifikasi zat-zat yang kompleks dari zat
warna, minuman beralkohol, dan pestisida. Agar kamu lebih paham tentang
proses kromatografi, mari kita lakukan kegiatan berikut.
SUMBER 3
->
Metode sentrifugasi digunakan secara luas untuk memisahkan sel-sel
darah dan sel-sel darah putih dari plasma darah. Dalam hal ini, padatan
adalah sel-sel darah dan akan mengumpul di dasar tabung reaksi,
sedangkan plasma darah berupa cairan berada di bagian atas.
-> Metode
yang digunakan untuk memisahkan zat padat yang terlarut dari larutannya
disebut evaporasi. Sebagai contoh adalah larutan garam, larutan
dipanaskan secara perlahan dengan uap air. Selama pemanasan, air
dibiarkan menguap perlahan-perlahan hingga habis dan meninggalkan
kristal garam sebagai residu.
SUMBER 4
Metode
pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk memisahkan atau
memurnikan suatu senyawa atau skelompok senyawa yang mempunyai susunan
kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala laboratorium
maupun skala industri. Metode pemisahan bertujuan untuk mendapatkan zat
murni atau beberapa zat murni dari suatu campuran, sering disebut
sebagai pemurnian dan juga untuk mengetahui keberadaan suatu zat dalam
suatu sampel (analisis laboratorium).
Berdasarkan
tahap proses pemisahan, metode pemisahan dapat dibedakan menjadi dua
golongan, yaitu metode pemisahan sederhana dan metode pemisahan
kompleks.
Metode Pemisahan Sederhana
Metode
pemisahan sederhana adalah metode yang menggunakan cara satu tahap.
Proses ini terbatas untuk memisahkan campuran atau larutan yang relatif
sederhana.
Metode Pemisahan Kompleks
Metode
pemisahan kompleks memerlukan beberapa tahapan kerja, diantaranya
penambahan bahan tertentu,pengaturan proses mekanik alat, dan
reaksi-reaksi kimia yang diperlukan. Metode ini biasanya menggabungkan
dua atau lebih metode sederhana. Contohnya, pengolahan bijih dari
pertambangan memerlukan proses pemisahan kompleks.
Keadaan zat yang diinginkan dan dalam keadaan campuran harus diperhatiakn untuk menghindari kesalahan pemilihan metode pemisahan yang akan menimbulkan kerusakan hasil atau melainkan tidak berhasil. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan antara lain : Keadaan zat yang diinginkan terhadap campuran, apakah zat ada di dalam sel makhluk hidup, apakah bahan terikat secara kimia, dan sebagainya. Kadar zat yang diinginkan terhadap campurannya, apakah kadarnya kecil atau besar. Sifat khusus dari zat yang diinginkan dan campurannya, misalnya zat tidak tahan panas, mudah menguap, kelarutan terhadap pelarut tertentu, titik didih, dan sebagainya. Standar kemurnian yang diinginkan. Kemurnian 100% memerlukan tahap yang berbeda dengan 96%. zat pencemar dan campurannya yang mengotori beserta sifatnya. Nilai guna zat yang diinginkan, harga, dan biaya proses pemisahan.
Suatu zat dapat dipisahkan dari campurannya karena mempunyai perbedaan sifat. Hal ini dinamakan dasr pemisahan. Beberapa dasar pemisahan campuran antara lain sebagai berikut : 1. Ukuran partikel Bila ukuran partikel zat yang diinginkan berbeda dengan zat yang tidak diinginkan (zat pencmpur) dapat dipisahkan dengan metode filtrasi (penyaringan). jika partikel zat hasil lebih kecil daripada zat pencampurnya, maka dapat dipilih penyring atau media berpori yang sesuai dengan ukuran partikel zat yang diinginkan. Partikel zat hasil akan melewati penyaring dan zat pencampurnya akan terhalang.
2. Titik didih Bila antara zat hasil dan zat pencampur memiliki titik didih yang jauh berbeda dapat dipishkan dengan metode destilasi. Apabila titik didih zat hasil lebih rendah daripada zat pencampur, maka bahan dipanaskan antara suhu didih zat hasil dan di bawah suhu didih zat pencampur. Zat hasil akan lebih cepat menguap, sedangkan zat pencampur tetap dalam keadaan cair dan sedikit menguap ketika titik didihnya terlewati. Proses pemisahan dengan dasar perbedaan titik didih ini bila dilakukan dengan kontrol suhu yang ketat akan dapat memisahkan suatu zat dari campuranya dengan baik, karena suhu selalu dikontrol untuk tidak melewati titik didih campuran.
3. Kelarutan Suatu zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda, artinya suatu zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda, artinya suatu zat mungkin larut dalam pelarut A tetapi tidak larut dalam pelarut B, atau sebaliknya. Secara umum pelarut dibagi menjadi dua, yaitu pelarut polar, misalnya air, dan pelarut nonpolar (disebut juga pelarut organik) seperti alkohol, aseton, methanol, petrolium eter, kloroform, dan eter. Dengan melihat kelarutan suatu zat yang berbeda dengan zat-zat lain dalam campurannya, maka kita dapat memisahkan zat yang diinginkan tersebut dengan menggunakan pelarut tertentu.
4. Pengendapan Suatu zat akan memiliki kecepatan mengendap yang berbeda dalam suatu campuran atau larutan tertentu. Zat-zat dengan berat jenis yng lebih besar daripada pelarutnya akan segera mengendap. Jika dalam suatu campuran mengandung satu atau beberapa zat dengan kecepatan pengendapan yang berbeda dan kita hanya menginginkan salah satu zat, maka dapat dipisahkan dengan metode sedimentsi tau sentrifugsi. Namun jika dalm campuran mengandung lebih dari satu zat yang akan kita inginkan, maka digunakan metode presipitasi. Metode presipitasi biasanya dikombinasi dengan metode filtrasi.
5. Difusi Dua macm zat berwujud cair atau gas bila dicampur dapat berdifusi (bergerak mengalir dan bercampur) satu sama lain. Gerak partikel dapat dipengaruhi oleh muatan listrik. Listrik yang diatur sedemikian rupa (baik besarnya tegangan maupun kuat arusnya) akan menarik partikel zat hasil ke arah tertentu sehingga diperoleh zat yang murni. Metode pemisahan zat dengan menggunakan bantuan arus listrik disebut elektrodialisis. Selain itu kita mengenal juga istilah elektroforesis, yaitu pemisahan zat berdasarkan banyaknya nukleotida (satuan penyusun DNA) dapat dilakukan dengan elektroforesis menggunakan suatu media agar yang disebut gel agarosa.
6. Adsorbsi Adsorbsi merupakan penarikan suatu zat oleh bahan pengadsorbsi secara kuat sehingga menempel pada permukaan dari bahan pengadsorbsi. Penggunaan metode ini diterapkan pada pemurnian air dan kotoran renik atau organisme.
JENIS-JENIS METODE PEMISAHAN
1. Filtrasi Filtrasi atau penyaringan merupakan metode pemisahan untuk memisahkan zat padat dari cairannya dengan menggunakan alat berpori (penyaring). Dasar pemisahan metode ini adalah perbedaan ukuran partikel antara pelarut dan zat terlarutnya. Penyaring akan menahan zat padat yang mempunyai ukuran partikel lebih besar dari pori saringan dan meneruskan pelarut. Proses filtrasi yang dilakukan adalah bahan harus dibuat dalam bentuk larutan atau berwujud cair kemudian disaring. Hasil penyaringan disebut filtrat sedangkan sisa yang tertinggal dipenyaring disebut residu. (ampas). Metode ini dimanfaatkan untuk membersihkan air dari sampah pada pengolahan air, menjernihkan preparat kimia di laboratorium, menghilangkan pirogen (pengotor) pada air suntik injeksi dan obat-obat injeksi, dan membersihkan sirup dari kotoran yang ada pada gula. Penyaringan di laboratorium dapat menggunakan kertas saring dan penyaring buchner. Penyaring buchner adalah penyaring yang terbuat dari bahan kaca yang kuat dilengkapi dengan alat penghisap. 2. Sublimasi Sublimasi merupakan metode pemisahan campuran dengan menguapkan zat padat tanpa melalui fasa cair terlebih dahulu sehingga kotoran yang tidak menyublim akan tertinggal. bahan-bahan yang menggunakan metode ini adalah bahan yang mudah menyublim, seperti kamfer dan iod. 3. Kristalisasi Kristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat yang terlarut dalam suatu larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan bahan dalam suatu pelarut dan perbedaan titik beku. Kristalisasi ada dua cara yaitu kristalisasi penguapan dan kristalisasi pendinginan. Contoh proses kristalisasi dalam kehidupan sehari-hari adalah pembuatan garam dapur dari air laut. Mula-mula air laut ditampung dalam suatu tambak, kemudian dengan bantuan sinar matahari dibiarkan menguap. Setelah proses penguapan, dihasilkan garam dalam bentuk kasar dan masih bercampur dengan pengotornya, sehingga untuk mendapatkan garam yang bersih diperlukan proses rekristalisasi (pengkristalan kembali) Contoh lain adalah pembuatan gula putih dari tebu. Batang tebu dihancurkan dan diperas untuk diambil sarinya, kemudian diuapkan dengan penguap hampa udara sehingga air tebu tersebut menjadi kental, lewat jenuh, dan terjadi pengkristalan gula. Kristal ini kemudian dikeringkan sehingga diperoleh gula putih atau gula pasir. 4. Destilasi Destilasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh suatu bahan yang berwujud cair yang terkotori oleh zat padat atau bahan lain yang mempunyai titik didih yang berbeda. Dasar pemisahan adalah titik didih yang berbeda. Bahan yang dipisahkan dengan metode ini adalah bentuk larutan atau cair, tahan terhadap pemanasan, dan perbedaan titik didihnya tidak terlalu dekat. Proses pemisahan yang dilakukan adalah bahan campuran dipanaskan pada suhu diantara titik didih bahan yang diinginkan. Pelarut bahan yang diinginkan akan menguap, uap dilewatkan pada tabung pengembun (kondensor). Uap yang mencair ditampung dalam wadah. Bahan hasil pada proses ini disebut destilat, sedangkan sisanya disebut residu. Contoh destilasi adalah proses penyulingan minyak bumi, pembuatan minyak kayu putih, dan memurnikan air minum. 5. Ekstraksi Ekstraksi merupakan metode pemisahan dengan melarutkan bahan campuran dalam pelarut yang sesuai. Dasar metode pemisahan ini adalah kelarutan bahan dalam pelarut tertentu. 6. Adsorbsi Adsorbsi merupakan metode pemisahan untuk membersihkan suatu bahan dari pengotornya dengan cara penarikan bahan pengadsorbsi secara kuat sehingga menempel pada permukaan bahan pengadsorbsi. Penggunaan metode ini dipakai untuk memurnikan air dari kotoran renik atau mikroorganisme, memutihkan gula yang berwarna coklat karena terdapat kotoran.
7. Kromatografi
Kromatografi adalah cara pemisahan berdasarkan perbedaan kecepatan perambatan pelarut pada suatu lapisan zat tertentu. Dasar pemisahan metode ini adalah kelarutan dalam pelarut tertentu, daya absorbsi oleh bahan penyerap, dan volatilitas (daya penguapan). Contoh proses kromatografi sederhana adalah kromatografi kertas untuk memisahkan tinta
Keadaan zat yang diinginkan dan dalam keadaan campuran harus diperhatiakn untuk menghindari kesalahan pemilihan metode pemisahan yang akan menimbulkan kerusakan hasil atau melainkan tidak berhasil. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan antara lain : Keadaan zat yang diinginkan terhadap campuran, apakah zat ada di dalam sel makhluk hidup, apakah bahan terikat secara kimia, dan sebagainya. Kadar zat yang diinginkan terhadap campurannya, apakah kadarnya kecil atau besar. Sifat khusus dari zat yang diinginkan dan campurannya, misalnya zat tidak tahan panas, mudah menguap, kelarutan terhadap pelarut tertentu, titik didih, dan sebagainya. Standar kemurnian yang diinginkan. Kemurnian 100% memerlukan tahap yang berbeda dengan 96%. zat pencemar dan campurannya yang mengotori beserta sifatnya. Nilai guna zat yang diinginkan, harga, dan biaya proses pemisahan.
Suatu zat dapat dipisahkan dari campurannya karena mempunyai perbedaan sifat. Hal ini dinamakan dasr pemisahan. Beberapa dasar pemisahan campuran antara lain sebagai berikut : 1. Ukuran partikel Bila ukuran partikel zat yang diinginkan berbeda dengan zat yang tidak diinginkan (zat pencmpur) dapat dipisahkan dengan metode filtrasi (penyaringan). jika partikel zat hasil lebih kecil daripada zat pencampurnya, maka dapat dipilih penyring atau media berpori yang sesuai dengan ukuran partikel zat yang diinginkan. Partikel zat hasil akan melewati penyaring dan zat pencampurnya akan terhalang.
2. Titik didih Bila antara zat hasil dan zat pencampur memiliki titik didih yang jauh berbeda dapat dipishkan dengan metode destilasi. Apabila titik didih zat hasil lebih rendah daripada zat pencampur, maka bahan dipanaskan antara suhu didih zat hasil dan di bawah suhu didih zat pencampur. Zat hasil akan lebih cepat menguap, sedangkan zat pencampur tetap dalam keadaan cair dan sedikit menguap ketika titik didihnya terlewati. Proses pemisahan dengan dasar perbedaan titik didih ini bila dilakukan dengan kontrol suhu yang ketat akan dapat memisahkan suatu zat dari campuranya dengan baik, karena suhu selalu dikontrol untuk tidak melewati titik didih campuran.
3. Kelarutan Suatu zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda, artinya suatu zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda, artinya suatu zat mungkin larut dalam pelarut A tetapi tidak larut dalam pelarut B, atau sebaliknya. Secara umum pelarut dibagi menjadi dua, yaitu pelarut polar, misalnya air, dan pelarut nonpolar (disebut juga pelarut organik) seperti alkohol, aseton, methanol, petrolium eter, kloroform, dan eter. Dengan melihat kelarutan suatu zat yang berbeda dengan zat-zat lain dalam campurannya, maka kita dapat memisahkan zat yang diinginkan tersebut dengan menggunakan pelarut tertentu.
4. Pengendapan Suatu zat akan memiliki kecepatan mengendap yang berbeda dalam suatu campuran atau larutan tertentu. Zat-zat dengan berat jenis yng lebih besar daripada pelarutnya akan segera mengendap. Jika dalam suatu campuran mengandung satu atau beberapa zat dengan kecepatan pengendapan yang berbeda dan kita hanya menginginkan salah satu zat, maka dapat dipisahkan dengan metode sedimentsi tau sentrifugsi. Namun jika dalm campuran mengandung lebih dari satu zat yang akan kita inginkan, maka digunakan metode presipitasi. Metode presipitasi biasanya dikombinasi dengan metode filtrasi.
5. Difusi Dua macm zat berwujud cair atau gas bila dicampur dapat berdifusi (bergerak mengalir dan bercampur) satu sama lain. Gerak partikel dapat dipengaruhi oleh muatan listrik. Listrik yang diatur sedemikian rupa (baik besarnya tegangan maupun kuat arusnya) akan menarik partikel zat hasil ke arah tertentu sehingga diperoleh zat yang murni. Metode pemisahan zat dengan menggunakan bantuan arus listrik disebut elektrodialisis. Selain itu kita mengenal juga istilah elektroforesis, yaitu pemisahan zat berdasarkan banyaknya nukleotida (satuan penyusun DNA) dapat dilakukan dengan elektroforesis menggunakan suatu media agar yang disebut gel agarosa.
6. Adsorbsi Adsorbsi merupakan penarikan suatu zat oleh bahan pengadsorbsi secara kuat sehingga menempel pada permukaan dari bahan pengadsorbsi. Penggunaan metode ini diterapkan pada pemurnian air dan kotoran renik atau organisme.
JENIS-JENIS METODE PEMISAHAN
1. Filtrasi Filtrasi atau penyaringan merupakan metode pemisahan untuk memisahkan zat padat dari cairannya dengan menggunakan alat berpori (penyaring). Dasar pemisahan metode ini adalah perbedaan ukuran partikel antara pelarut dan zat terlarutnya. Penyaring akan menahan zat padat yang mempunyai ukuran partikel lebih besar dari pori saringan dan meneruskan pelarut. Proses filtrasi yang dilakukan adalah bahan harus dibuat dalam bentuk larutan atau berwujud cair kemudian disaring. Hasil penyaringan disebut filtrat sedangkan sisa yang tertinggal dipenyaring disebut residu. (ampas). Metode ini dimanfaatkan untuk membersihkan air dari sampah pada pengolahan air, menjernihkan preparat kimia di laboratorium, menghilangkan pirogen (pengotor) pada air suntik injeksi dan obat-obat injeksi, dan membersihkan sirup dari kotoran yang ada pada gula. Penyaringan di laboratorium dapat menggunakan kertas saring dan penyaring buchner. Penyaring buchner adalah penyaring yang terbuat dari bahan kaca yang kuat dilengkapi dengan alat penghisap. 2. Sublimasi Sublimasi merupakan metode pemisahan campuran dengan menguapkan zat padat tanpa melalui fasa cair terlebih dahulu sehingga kotoran yang tidak menyublim akan tertinggal. bahan-bahan yang menggunakan metode ini adalah bahan yang mudah menyublim, seperti kamfer dan iod. 3. Kristalisasi Kristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat yang terlarut dalam suatu larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan bahan dalam suatu pelarut dan perbedaan titik beku. Kristalisasi ada dua cara yaitu kristalisasi penguapan dan kristalisasi pendinginan. Contoh proses kristalisasi dalam kehidupan sehari-hari adalah pembuatan garam dapur dari air laut. Mula-mula air laut ditampung dalam suatu tambak, kemudian dengan bantuan sinar matahari dibiarkan menguap. Setelah proses penguapan, dihasilkan garam dalam bentuk kasar dan masih bercampur dengan pengotornya, sehingga untuk mendapatkan garam yang bersih diperlukan proses rekristalisasi (pengkristalan kembali) Contoh lain adalah pembuatan gula putih dari tebu. Batang tebu dihancurkan dan diperas untuk diambil sarinya, kemudian diuapkan dengan penguap hampa udara sehingga air tebu tersebut menjadi kental, lewat jenuh, dan terjadi pengkristalan gula. Kristal ini kemudian dikeringkan sehingga diperoleh gula putih atau gula pasir. 4. Destilasi Destilasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh suatu bahan yang berwujud cair yang terkotori oleh zat padat atau bahan lain yang mempunyai titik didih yang berbeda. Dasar pemisahan adalah titik didih yang berbeda. Bahan yang dipisahkan dengan metode ini adalah bentuk larutan atau cair, tahan terhadap pemanasan, dan perbedaan titik didihnya tidak terlalu dekat. Proses pemisahan yang dilakukan adalah bahan campuran dipanaskan pada suhu diantara titik didih bahan yang diinginkan. Pelarut bahan yang diinginkan akan menguap, uap dilewatkan pada tabung pengembun (kondensor). Uap yang mencair ditampung dalam wadah. Bahan hasil pada proses ini disebut destilat, sedangkan sisanya disebut residu. Contoh destilasi adalah proses penyulingan minyak bumi, pembuatan minyak kayu putih, dan memurnikan air minum. 5. Ekstraksi Ekstraksi merupakan metode pemisahan dengan melarutkan bahan campuran dalam pelarut yang sesuai. Dasar metode pemisahan ini adalah kelarutan bahan dalam pelarut tertentu. 6. Adsorbsi Adsorbsi merupakan metode pemisahan untuk membersihkan suatu bahan dari pengotornya dengan cara penarikan bahan pengadsorbsi secara kuat sehingga menempel pada permukaan bahan pengadsorbsi. Penggunaan metode ini dipakai untuk memurnikan air dari kotoran renik atau mikroorganisme, memutihkan gula yang berwarna coklat karena terdapat kotoran.
7. Kromatografi
Kromatografi adalah cara pemisahan berdasarkan perbedaan kecepatan perambatan pelarut pada suatu lapisan zat tertentu. Dasar pemisahan metode ini adalah kelarutan dalam pelarut tertentu, daya absorbsi oleh bahan penyerap, dan volatilitas (daya penguapan). Contoh proses kromatografi sederhana adalah kromatografi kertas untuk memisahkan tinta
-Semoga Bermanfaat-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar